Terorisme Masih Jadi Dugaan Utama Jatuhnya Pesawat EgyptAir

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2016 11:06 WIB
Pesawat Airbus A320 itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik, selain itu tidak ada sinyal darurat yang dikeluarkan pilot.
Ilustrasi (Reuters/Christian Hartmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat maskapai Mesir, EgyptAir, yang jatuh di laut Mediterania hingga kini belum ditemukan puingnya. Belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut, namun aksi terorisme masih menjadi dugaan utama dalam insiden ini.

Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, mengatakan terorisme adalah penyebab yang paling mungkin terjadi ketimbang kesalahan teknis. Pesawat Airbus A320 itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik, selain itu tidak ada sinyal darurat yang dikeluarkan pilot.

"Kemungkinan serangan teror lebih tinggi ketimbang kemungkinan masalah teknis," kata Fathy, Kamis (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditanya soal informasi intelijen terkait aktivitas terorisme yang meningkat usai jatuhnya EgyptAir, Fathy mengatakan: "tidak berdasarkan informasi yang saya terima."

Dugaan yang sama juga diyakini oleh beberapa negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Francois Hollande mengatakaan dugaan terorisme hingga saat ini belum bisa dikesampingkan.

Pejabat intelijen AS yang tidak ingin disebut namanya kepada Reuters mengatakan penyelidikan awal membuat Amerika berkeyakinan bahwa pesawat itu jatuh karena dibom. Hal ini sebelumnya terjadi pada pesawat Metrojet yang jatuh di Sinai dalam penerbangan ke Rusia Oktober tahun lalu, menewaskan 217 orang.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat EgyptAir yang membawa 66 orang penumpang dan kru itu.

Tim pencari yang berasal dari Mesir, Yunani dan Perancis masih terus menyisir perairan. Pemerintah Mesir meralat pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa mereka telah menemukan puing EgyptAir di dekat pulau Karpathos, selatan Crete, Yunani.

Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mengatakan pesawat EgyptAir berbelok tajam 90 derajat ke kiri, lalu berputar 360 derajat ke kanan dan menukik tajam dari ketinggian 37 ribu kaki ke 15 ribu kaki sebelum hilang dari radar menara pengawas Yunani, diduga jatuh di sekitar pulau Karpathos.

Pesawat itu berangkat dari Paris menuju Kairo. Sebelumnya MS804 terbang dari Tunisia.

EgyptAir mengatakan kapten bernama Mohamed Said Shoukair telah memiliki 6.275 jam terbang, termasuk 2.101 di antaranya menerbangkan A320. Sementara kopilot Mohamed Mamdouh Ahmed memiliki 2.766 jam terbang. Pesawat itu adalah pabrikan tahun 2003. EgyptAir memiliki 57 Airbus dan Boeing, termasuk 15 di antaranya adalah Airbus A320.

Di tengah ketidakpastian soal penyebab jatuhnya EgyptAir, Bandara Internasional Los Angeles menjadi pelabuhan udara di AS yang meningkatkan keamanan.

"Menyusul hilangnya pesawat EgyptAir MS804, kami meningkatkan penjagaan dan memperketat langkah-langkah keamanan kontra-terorisme," ujar pernyataan Kepolisian Bandara Los Angeles. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER