Mesir: Belum Saatnya Menyimpulkan Penyebab EgyptAir Jatuh

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 22 Mei 2016 16:40 WIB
Para penyidik Mesir, yang tengah menganalisis data dan sinyal yang dikirim dari pesawat, menilai terlalu dini menyimpulkan penyebab pesawat MS804 jatuh.
Saat ini tengah dilakukan pencarian kotak hitam untuk mendengarkan percakapan terakhir di pesawat. Puing-puing dan beberapa jasad korban telah ditemukan di dekat pulau di Yunani. (Reuters/Egyptian Military/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para penyidik Mesir kini masih melanjutkan proses investigasi untuk menemukan penyebab jatuhnya pesawat EgyptAir MS804 di Mediterania. Para penyidik, yang tengah menganalisis data dan sejumlah sinyal yang dikirim dari pesawat, menyatakan terlalu dini menyimpulkan penyebab pesawat itu jatuh.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Sabtu (21/5), para penyidik memaparkan mereka tengah meneliti materi dari menara pengawas lalu lintas udara, pesawat dan dokumen para kru. Para penyidik juga tengah mempelajari data dari Aircraft Communications Addressing and Reporting System, ACARS, yang memuat data antara mesin pesawat dan fasilitas di darat.

Tangkapan layar ACARS memuat waktu kejadian yang sesuai dengan hilangnya pesawat pada Kamis (19/5) dini hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlalu dini membuat penilaian atau keputusan berdasarkan satu sumber informasi seperti data dari ACARS, yang dapat memberikan sinyal atau indikasi berbeda soal penyebab jatuhnya pesawat, sehingga membutuhkan analisis lebih lanjut," bunyi pernyataan para penyidik Mesir, dikutip dari Al-Arabiya.

Pada hari yang sama, militer Mesir merilis foto sejumlah puing dan barang penumpang EgyptAir yang berhasil ditemukan di kawasan Laut Mediternia.

Sistem data mesin yang diperoleh dari ACARS menunjukkan ada asap sesaat sebelum pesawat hilang dari radar, mengindikasikan kesalahan teknis bisa jadi musabab insiden tersebut.

Dugaan ini dikonfirmasi oleh badan penyelidik kecelakaan udara Perancis (BEA) yang membenarkan pesawat itu memberikan serangkaian sinyal yang menunjukkan bahwa ditemukan asap di dalam pesawat, sebelum pesawat itu jatuh ke Laut Mediterania. Dugaan ini belum dikonfirmasi oleh Mesir.

"Data ini tidak menunjukkan apa yang menjadi penyebab adanya asap atau api di dalam pesawat," kata juru bicara BEA yang tak disebutkan namanya.

Juru bicara itu menambahkan bahwa asap terdeteksi di arah depan kabin. Dia menyatakan bahwa prioritas saat ini adalah untuk menemukan pesawat dan dua perekam penerbangan, yang mengandung rekaman suara kokpit dan pembacaan data.

Sementara, situs Aviation Herald melaporkan pesawat itu mengirimkan tujuh pesan sinyal yang disiarkan dalam rentang waktu tiga menit. Tujuh pesan sinyal ini termasuk peringatan soal asap di kamar kecil serta daerah avionik pesawat, yang berada di bawah kokpit.

Meski terdapat sinyal yang mengindikasikan adanya api atau asap di dalam pesawat, pesan sinyal itu tidak menunjukkan adanya upaya pilot untuk mengendalikan keadaan pesawat. Pesan itu juga tidak dapat menunjukkan apakah pesawat itu jatuh ke laut atau hancur di udara.

Pesawat EgyptAir MS804 berangkat dari bandara Charles de Gaulle di Paris, Perancis pada 23.09, Rabu (18/5) malam, dengan membawa 56 penumpang dan 10 awak.

Dijadwalkan tiba pada Kamis pukul 03.15 pagi, pesawat itu hilang dari pantauan radar sekitar 15 menit sebelum mendarat di Kairo, Mesir.

Dua menit setelah melewati wilayah udara Yunani, armada Airbus A320 itu hilang dari radar saat berada di ketinggian 37 ribu kaki dan baru memasuki wilayah Mesir sejauh 16 kilometer.

Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mengatakan pesawat EgyptAir berbelok tajam 90 derajat ke kiri, lalu berputar 360 derajat ke kanan dan menukik tajam dari ketinggian 37 ribu kaki ke 15 ribu kaki sebelum hilang dari radar menara pengawas Yunani, diduga jatuh di sekitar pulau Karpathos.

Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, mengatakan terorisme merupakan penyebab yang paling mungkin terjadi ketimbang kesalahan teknis. Pasalnya, pesawat itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik.

Dugaan yang sama juga diyakini oleh beberapa negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Francois Hollande mengatakaan dugaan terorisme hingga saat ini belum bisa dikesampingkan.

Namun hingga saat ini belum ada kelompok militan yang mengaku berada di balik peristiwa itu.

Manifes penerbangan menunjukkan para penumpang pesawat nahas itu terdiri dari 30 warga Mesir, 15 Perancis, dua Irak, dan seorang masing-masing dari Inggris, Belgia, Sudan, Sudan, Chad, Kanada, Kuwait, Arab Saudi, Portugis dan Aljazair.

Saat ini tengah dilakukan pencarian kotak hitam untuk mendengarkan percakapan terakhir di pesawat. Puing-puing dan beberapa jasad korban telah ditemukan di dekat pulau di Yunani.

Pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari Mesir, Yunani, Italia, Perancis, Amerika Serikat, Cyprus dan Inggris. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER