Mesir Kirim Robot Kapal Selam untuk Cari EgyptAir

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 11:44 WIB
Untuk memudahkan pencarian, Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengirim robot kapal selam untuk membantu mencari pesawat nahas yang membawa 66 orang.
Sejauh ini, tim pencari yang menjelajahi laut utara wilayah Alexandria berhasil menemukan serta puing yang diduga berasal dari armada Airbus A320 itu. (Reuters/Egyptian Military/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya pencarian pesawat EgyptAir MS804 yang jatuh di kawasan Laut Mediterania hingga kini masih terus dilanjutkan. Untuk memudahkan pencarian, Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengirim robot kapal selam untuk mencari pesawat nahas yang membawa 66 orang.

Menggunakan kapal dan pesawat, tim pencari yang menjelajahi laut utara wilayah Alexandria sejauh ini berhasil menemukan barang dan potongan tubuh jasad penumpang serta puing yang diduga berasal dari armada Airbus A320 itu. Namun, kota hitam yang dapat menjelaskan penyebab kecelakaan ini masih belum ditemukan.

Sisi menyatakan bahwa peralatan bawah air milik industri minyak lepas pantai Mesir turut digunakan untuk membantu pencarian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka memiliki kapal selam yang bisa mencapai 3.000 meter di bawah air," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Alat ini akan mencari di daerah yang diduga menjadi tempat jatuhnya pesawat di tengah upaya kami untuk menemukan kotak hitam," ujarnya, dikutip dari Reuters, Minggu (22/5).

Sumber kementerian minyak menyatakan bahwa pernyataan Sisi itu mengacu robot kapal selam yang kerap digunakan untuk menjaga kilang minyak di lepas pantai. Belum jelas apakah robot kapal selam ini akan membantu menemukan lokasi kotak hitam, atau akan digunakan dalam tahap pencarian selanjutnya.

Pakar investigasi kecelakaan pesawat memperingatkan bahwa tim pencari memiliki waktu sekitar 30 hari untuk mendeteksi sinyal dari lampu suar yang melekat pada dua kotak hitam pesawat

Pada tahap ini pencarian biasanya dilakukan akan menggunakan alat pendengar dalam air khusus dan mengerahkan robot yang lebih canggih untuk memindai dasar laut dan mengambil benda apa pun yang mereka temukan.

Secara terpisah, Armada Keenam Angkatan Laut AS menyatakan salah satu pesawat patrolinya yang turut melakukan upaya pencarian melihat lebih dari 100 buah puing pesawat yang dipastikan berasal dari pesawat nahas itu. Temuan ini kemudian diteruskan ke Angkatan Laut Mesir.

EgyptAir MS804 hilang kontak di ketinggian 37 ribu kaki sesaat setelah masuk wilayah udara Mesir dalam penerbangan dari Paris, Perancis, menuju Kairo, Mesir pada Kamis (19/5). Penyidik mengatakan, pesawat berbelok tajam sebelum menukik jatuh.

Berbagai spekulasi mencuat soal jatuhnya pesawat di perairan Mediterania, dari aksi terorisme hingga kesalahan teknis.

Badan penyelidik kecelakaan udara Prancis (BEA) menginformasikan pesawat Egyptair sebelum jatuh memberikan serangkaian sinyal yang menunjukkan bahwa ditemukan asap di pesawat nahas itu sebelum jatuh ke laut Mediterania.

Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, mengatakan terorisme adalah penyebab yang paling mungkin terjadi ketimbang kesalahan teknis. Pesawat Airbus A320 itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik, selain itu tidak ada sinyal darurat yang dikeluarkan pilot.

"Kemungkinan serangan teror lebih tinggi ketimbang kemungkinan masalah teknis," kata Fathy, Kamis kemarin.

Dugaan yang sama juga diyakini oleh beberapa negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Francois Hollande mengatakaan dugaan terorisme hingga saat ini belum bisa dikesampingkan.

Namun hingga saat ini belum ada kelompok militan yang mengaku berada di balik peristiwa itu.

Manifes penerbangan menunjukkan para penumpang pesawat nahas itu terdiri dari 30 warga Mesir, 15 Perancis, dua Irak, dan seorang masing-masing dari Inggris, Belgia, Sudan, Sudan, Chad, Kanada, Kuwait, Arab Saudi, Portugis dan Aljazair.

Saat ini tengah dilakukan pencarian kotak hitam untuk mendengarkan percakapan terakhir di pesawat. Puing-puing dan beberapa jasad korban telah ditemukan di dekat pulau di Yunani.

Pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari Mesir, Yunani, Italia, Perancis, Amerika Serikat, Cyprus dan Inggris. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER