Tantang Gereja Katolik, Duterte Rencanakan Kebijakan 3 Anak

Hanna Azarya Samosir/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 16:51 WIB
Sehari setelah menyebut para uskup sebagai anak pelacur, Rodrigo Duterte menantang Gereja Katolik dan mengatakan akan memberlakukan kebijakan tiga anak.
Presiden Terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, memang kerap melontarkan komentar kontroversial, tapi itulah yang membuat Duterte menjadi favorit warga. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sehari setelah menyebut para uskup sebagai anak pelacur, presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, menantang Gereja Katolik dan mengatakan akan memberlakukan kebijakan tiga anak.

"Saya hanya ingin tiga anak dalam setiap keluarga. Saya Kristen, tapi saya realistits jadi kami harus melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah kelebihan populasi. Saya akan menantang opini atau kepercayaan Gereja," ujar Duterte seperti dikutip Reuters, Minggu (22/5).

Meskipun belum resmi diumumkan sebagai pemenang pemilu, Duterte hampir dipastikan akan menjadi presiden Filipina selanjutnya. Ia memang kerap melontarkan komentar kontroversial, tapi itulah yang membuat Duterte menjadi favorit warga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataannya kali ini juga dianggap kontroversial. Pasalnya, Filipina merupakan negara dengan 80 persen warga Katolik, agama yang menentang aborsi dan kontrasepsi.

Pekan ini merupakan momen panas bagi Duterte dan Gereja Katolik. Pada Sabtu (21/5), Duterte menyebut Gereja sebagai institusi paling munafik. Menurutnya, para uskup memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan orang miskin.

"Kalian para anak pelacur, apakah kalian tidak malu? Kalian meminta terlalu banyak, bahkan dari saya," ucap Duterte kepada stasiun televisi GMA.

Juru bicara Keuskupan Agung Lingayen, Oliver Mendoza, mengatakan bahwa Gereja menghormati opini Duterte. Namun, mereka akan tetap berbicara menentang kebijakan pemerintah yang tak sesuai dengan ajaran Gereja.

"Karena jika kami gagal melakukan itu, jika kami menutup mata, bibir, dan telinga kami, apa peran Gereja?" katanya.

Beberapa analis mengaku tidak kaget dengan pernyataan Duterte. Beberapa uskup memang kerap menentang Duterte pada masa kampanye.

"Seperti kaum liberal pada umumnya, politisi sekuler, Duterte adalah seorang deist. Dengan sendirinya, itu membentuk posisi mementingkan diri sendiri yang berasal dari kesombongan manusia. Dia akan melakukan sesuka hatinya kecuali ia dihentikan oleh kritik publik," tutur Joselito Zulueta, pakar dari Universitas Santo Tomas.

Deist merupakan sebutan untuk orang yang menganut Deisme, yaitu paham yang memercayai Tuhan namun menganggap bahwa Tuhan tidak mencampuri urusan manusia dan mengubah hukum-hukum alam semesta.

Menurut Joselito, pemerintahan Duterte diperkirakan bakal lebih banyak bergesekan dengan Gereja Katolik di kemudian hari. Bukan hanya masalah populasi, tapi juga hukuman mati, legalisasi perceraian, dan rencana distribusi kontrasepsi. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER