Pasukan Perdamaian AS Diizinkan Masuk Vietnam

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 14:23 WIB
Vietnam akhirnya menandatangani perjanjian yang mengizinkan Pasukan Perdamaian Amerika Serikat untuk bekerja di negaranya untuk pertama kalinya.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang juga hadir dalam prosesi penandatanganan itu mengatakan bahwa perjanjian ini mendandai upaya normalisasi hubungan antara Washington dan Hanoi. (Reuters/Eduardo Munoz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah proses negosiasi lebih dari satu dekade, Vietnam akhirnya menandatangani perjanjian yang mengizinkan Pasukan Perdamaian Amerika Serikat untuk bekerja di negaranya untuk pertama kalinya.

Kesepakatan ini akhirnya ditandatangani oleh Direktur Pasukan Perdamaian, Carrie Hessler-Radelet, dan Duta Besar Vietnam untuk AS, Pham Quang Vinh, pada Selasa (24/5), saat Presiden Barack Obama melakukan kunjungan bersejarah ke negara itu.

Program ini diperkirakan bakal dimulai dalam kurun waktu dua tahun mendatang. Di bawah program ini, sukarelawan Pasukan Perdamaian dapat mengajarkan bahasa Inggris di sekolah-sekolah di dua kota besar Vietnam, yaitu Hanoi dan Ho Chi Minh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang juga hadir dalam prosesi penandatanganan itu mengatakan bahwa perjanjian ini mendandai upaya normalisasi hubungan antara Washington dan Hanoi.

"Ini normal dengan adanya Pasukan Perdamaian dapat bergerak, banyak pemuda Amerika datang ke sini, tidak selalu muda, tapi dapat mengajarkan bahasa Inggris di Hanoi dan Ho Chi Minh adalah satu langkah maju untuk membangun hubungan antara Amerika Serikat dan Vietnam," tutur Kerry seperti dikutip Reuters.

Setelah proses penandatanganan, Hessler-Radelet berpaling ke arah Kerry dan berkata, "Anda sudah menunggu ini sejak lama."

Pada 1968, Kerry menjabat sebagai perwira muda Angkatan Laut AS dalam Perang Vietnam.

Sebelumnya, Obama dalam sambutannya juga menyinggung masalah Perang Vietnam. Obama berterima kasih atas bantuan Vietnam dalam menangani "warisan dari perang yang menyakitkan," mengacu kepada upaya untuk mencari veteran yang hilang, penghapusan ranjau darat, dan pembersihan Agen Oranye.

Agen Oranye atau "Super Oranye" merupakan julukan yang diberikan untuk herbisida dan defolian yang digunakan oleh militer AS dalam peperangan herbisida selama Perang Vietnam. Dalam peperangan itu, sejumlah herbisida, termasuk Agen Oranye, digunakan untuk menghancurkan produksi bahan pangan dan pepohonan yang dapat dijadikan tempat persembunyian musuh.

Perang Vietnam berakhir pada April 1975 dengan jatuhnya Saigon, yang sekarang berubah nama menjadi Ho Chi Minh, setelah AS menarik pasukan tempurnya dan Vietnam Utara melancarkan serangan besar-besaran untuk menyatukan kembali tanah air mereka di bawah komunisme.

Hubungan diplomatik AS dengan Vietnam dibuka kembali pada 1995 di bawah kepemimpinan Presiden Bill Clinton. Pada 2000, Clinton menjadi presiden pertama yang mengunjungi Vietnam sejak personel sipil dan militer AS dievakuasi dari negara komunis itu 25 tahun sebelumnya.

Kunjungan Obama dinilai sebagai upaya strategis untuk menghalau pengaruh China yang kian kuat di kawasan. China dan Vietnam bersengketa wilayah di kawasan Laut China Selatan. Sementara, AS mendukung kebebasan navigasi di salah satu perairan tersibuk dunia, dengan nilai perdagangan yang melewatinya mencapai US$5 triliun per tahun. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER