Kunjungi Hiroshima, Obama Serukan Dunia Tanpa Senjata Nuklir

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2016 20:56 WIB
Meski tak meluncurkan permintaan maaf atas serangan bom atom terhadap Hiroshima, Obama menyerukan perwujudan dunia tanpa senjata nuklir.
Meski tak meluncurkan permintaan maaf atas serangan bom atom terhadap Hiroshima, Obama menyerukan perwujudan dunia tanpa senjata nuklir. (Reuters/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang mengunjungi Hiroshima, kota di Jepang yang pernah hancur lebur akibat bom atom oleh sekutu menjelang akhir Perang Dunia II. Meski tak meluncurkan permintaan maaf atas serangan bom, Obama menyerukan perwujudan dunia tanpa senjata nuklir.

Kunjungan Obama ke Hiroshima pada Jumat (27/5) memicu perdebatan. Para pakar menilai kedua negara memiliki pandangan berbeda soal Hiroshima, dan mengetengahkan paradoks bahwa penyeruan penghapusan senjata nuklir oleh Washington dilakukan dengan mengunjungi Hiroshima, kota yang menjadi target bom nuklir.

"Kami datang untuk merenungkan kembali kekuatan mengerikan yang terjadi di waktu yang tak begitu lama," kata Obama sembari meletakkan karangan bunga di tugu peringatan perdamaian Hiroshima, dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami datang untuk berkabung dan mengenang mereka yang tewas, termasuk lebih dari 100 ribu pria, wanita dan anak-anak Jepang, ribuan warga Korea dan selusin warga Amerika yang ditawan. Jiwa mereka berbicara kepada kita," tutur Obama.

Sebelum meletakakn karangan bunga, Obama mengunjungi sebuah museum yang menampilkan potret mengenaskan usai serangan bom atom di Hiroshima, termasuk deretan korban yang mengalami luka bakar, sejumlah pakaian korban tewas yang sudah compang-camping, serta beberapa patung yang menggambarkan orang-orang dengan daging mencair keluar dari anggota tubuh mereka.

"Kami tahu penderitaan perang," tulis Obama pada buku tamu. "Mari kita menemukan keberanian, bersama, untuk menyebarkan perdamaian, dan mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir."

Setelah berpidato, Obama berjabat tangan dan mengobrol sejenak dengan dua korban bom atom. Obama menyapa Sunao Tsuboi, 91, dan berbincang sejenak. Sementara korban lainnya, Shigeaki Mori, 79, menangis dan dipeluk oleh sang presiden.

Ajudan kepresidenan menyatakan bahwa tujuan utama Obama berkunjung ke kota itu adalah untuk mempromosikan agenda perlucutan senjata nuklir, agenda yang membuatnya diganjar penghargaan Nobel Perdamaian pada 2009 lalu.

Para pejabat Gedung Putih sebelumnya berdebat apakah ini merupakan waktu yang tepat bagi Obama untuk mengunjungi Hiroshima, hal yang tidak dilakukan oleh seorang presiden AS selama berpuluh tahun sebelumnya.

Meski demikian, ajudan Obama menegaskan bahwa sang presiden tidak akan ragu untuk menjatuhkan bom atom dalam kondisi perang seperti ketika akhir Perang Dunia II itu.

"Berbagai bangsa, seperti bangsa saya sendiri yang memiliki stok nuklir, kita harus memiliki keberanian untuk mengesampingkan ketakutan kita dan memujudkan dunia tanpa senjata nuklir," ujar Obama.

Hiroshima hancur lebur saat bom atom meledak, menewaskan ribuan penduduknya dalam sekejab pada 6 Agustus 1945. Tercatat, 140 ribu orang tewas pada akhir tahun 1945. Tiga hari kemudian, giliran kota Nagasaki yang ditargetkan dalam serangan bom atom, membuat Jepang menyerah dalam waktu enam hari kemudian.

Kritikus berpendapat bahwa tanpa adanya permintaan maaf atas keputusan AS menyerang Hiroshima dengan bom atom, Obama memungkinkan Jepang untuk mempertahankan klaimnya sebagai korban perang.

Pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe kerap kali menegaskan permintaan maaf secara resmi atas perang tersebut, tetapi menyatakan generasi mendatang tidak boleh dibebani oleh dosa para leluhur mereka.

China dan Korea Selatan, merupakan dua negara yang mengalami penderitaan yang cukup parah akibat agresi militer Jepang kala itu. Kedua negara kerap mengeluhkan bahwa Tokyo tidak cukup banyak melakukan upaya untuk menebus kesalahannya. 

"Mengingat Hiroshima merupakan isu yang sensitif, pemerintah Jepang sedang mencoba untuk menggunakan kunjungan bersejarah itu untuk mengetengahkan citranya sebagai 'korban perang' dan mengecilkan perannya sebagai agresor dalam Perang Dunia II," bunyi laporan kantor berita China, Xinhua
(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER