Kunjungan Obama ke Hiroshima Picu Perdebatan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2016 14:29 WIB
Presiden AS, Barack Obama, menjadi presiden pertama yang mengunjungi Hiroshima, kota di Jepang yang dijatuhi bom atom oleh sekutu pada Perang Dunia II.
Presiden AS, Barack Obama, menjadi presiden pertama yang mengunjungi Hiroshima, kota di Jepang yang dijatuhi bom atom oleh sekutu pada Perang Dunia II. (Reuters/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, akan menjadi presiden pertama yang mengunjungi Hiroshima, kota di Jepang yang pernah hancur lebur akibat bom atom oleh sekutu menjelang akhir Perang Dunia II. Kunjungan Obama ini dinilai sebagai gestur mempererat hubungan antara Washington dan Tokyo, sembari mempromosikan upaya penghapusan senjata nuklir.

Obama dijadwalkan berkunjung ke Hiroshima pada Jumat (27/5), dan diperkirakan akan meletakkan karangan bunga di tugu peringatan perdamaian di kota itu.

Para pakar menilai kedua negara memiliki pandangan berbeda soal Hiroshima, dan mengetengahkan paradoks bahwa penyeruan penghapusan senjata nuklir oleh Washington dilakukan dengan mengunjungi Hiroshima, kota yang menjadi target bom nuklir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hiroshima hancur lebur saat bom atom meledak, menewaskan ribuan penduduknya dalam sekejab pada 6 Agustus 1945. Tercatat, 140 ribu orang tewas pada akhir tahun 1945. Tiga hari kemudian, giliran kota Nagasaki yang ditargetkan dalam serangan bom atom, membuat Jepang menyerah dalam waktu enam hari kemudian.

Baik AS maupun Jepang berharap kunjungan Obama ke Hiroshima akan menyoroti rekonsiliasi dan hubungan erat antar kedua negara yang sebelumnya bermusuhan.

Ajudan kepresidenan menyatakan bahwa tujuan utama Obama berkunjung ke kota itu adalah untuk mempromosikan agenda perlucutan senjata nuklir, agenda yang membuatnya diganjar penghargaan Nobel Perdamaian pada 2009 lalu.

Obama menyatakan bahwa ia akan menghormati semua orang yang tewas dalam Perang Dunia II. Namun, ia menegaskan tidak akan meminta maaf atas pengeboman itu.

"Saya datang terutama untuk mengingat dan menghormati puluhan juta nyawa yang hilang selama Perang Dunia Kedua. Hiroshima mengingatkan kita bahwa perang, tidak peduli penyebabnya atau negara mana yang terlibat, hanya menghasilkan penderitaan dan kerugian yang luar biasa, terutama untuk warga sipil yang tak berdosa," kata Obama dalam pernyataan tertulisnya, yang diterbitkan oleh surat kabar Asahi pada Jumat (27/5).

Sementara, pejabat Gedung Putih berdebat apakah ini merupakan waktu yang tepat bagi Obama untuk mengunjungi Hiroshima, hal yang tidak dilakukan oleh seorang presiden AS selama berpuluh tahun sebelumnya.

Meski demikian, ajudan Obama menegaskan bahwa sang presiden tidak akan ragu untuk menjatuhkan bom atom dalam kondisi perang seperti ketika akhir Perang Dunia II itu.

"Saya tidak akan mengungkit kembali keputusan untuk menggunakan senjata atom di Hiroshima dan Nagasaki, tapi saya akan menunjukkan bahwa Perdana Menteri (Shinzo) Abe dan saya datang ke Hiroshima bersama-sama untuk menunjukkan kepada dunia kemungkinan rekonsiliasi, bahwa bahkan mantan musuh pun bisa menjadi sekutu terkuat," kata Obama kepada Asahi.

Sekutu kuat

Seorang mantan pilot militer yang bertugas saat Perang Dunia II, Dean "Diz" Laird, 95, mengaku senang Obama mengunjungi Hiroshima. Saat bertugas dulu, Laird merupakan pilot yang menembak jatuh puluhan jet tempur Jepang dan menjatuhkan bom di Tokyo.

"Sangat sedih bahwa begitu banyak orang tewas di Hiroshima, tapi itu merupakan suatu keharusan untuk mengakhiri perang dengan lebih cepat," kata Laird, satu-satunya pilot AL AS yang diketahui menembak jatuh pesawat Jerman dan Jepang selama perang.

"Saya yakin kita setidaknya harus menunjukkan kepada Jepang bahwa kita peduli karena mereka sekarang merupakan sekutu kita yang baik," ujarnya.

Kritikus berpendapat bahwa tanpa adanya permintaan maaf, Obama memungkinkan Jepang untuk mempertahankan klaimnya sebagai korban perang.

Sementara, pemerintah Abe kerap kali menegaskan permintaan maaf secara resmi atas perang tersebut, tetapi menyatakan generasi mendatang tidak boleh dibebani oleh dosa para leluhur mereka.

China dan Korea Selatan, merupakan dua negara yang mengalami penderitaan yang cukup parah akibat agresi militer Jepang kala itu. Kedua negara kerap mengeluhkan bahwa Tokyo tidak cukup banyak melakukan upaya untuk menebus kesalahannya.

"Mengingat Hiroshima merupakan isu yang sensitif, pemerintah Jepang sedang mencoba untuk menggunakan kunjungan bersejarah itu untuk mengetengahkan citranya sebagai 'korban perang' dan mengecilkan perannya sebagai agresor dalam Perang Dunia II," bunyi laporan kantor berita China, Xinhua.

"Kunjungan Obama ke Hiroshima seharusnya tidak dipergunakan sebagai kesempatan untuk menutupi kekejaman Jepang dalam Perang Dunia II," lanjut laporan Xinhua.

Para korban bom atom menyatakan bahwa permintaan maaf dari Obama akan diterima. Namun, di luar itu, hal yang menjadi prioritas adalah membersihkan dunia dari senjata nuklir.

"Saya ingin Obama mengatakan 'Saya minta maaf." Jika dia melakukannya, mungkin penderitaan saya akan menjadi ringan," kata Eiji Hattori, 73, yang berusia di bawah lima tahun saat pengebomanan terjadi di Hiroshima. Hattori kini menderita tiga jenis kanker.

"Jika Obama meminta maaf, saya bisa meninggal dan bertemu orang tua saya di surga dalam damai," ujarnya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER