Kepala Faksi Oposisi Suriah Mundur dari Perundingan Damai

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2016 06:45 WIB
Kepala salah satu faksi pemberontak Suriah mundur dari perundingan damai, karena tuntutan oposisi yang tak bisa dipenuhi.
Perundingan damai mandek, sementara itu di lapangan, terutama di wilayah yang dikuasai pemberontak seperti Aleppo, pertempuran terus berlanjut. (Reuters/Abdalrhman Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala negosiator salah satu faksi pemberontak Suriah mengatakan ia mundur dari perundingan damai yang digagas oleh PBB di Jenewa.

Mohammed Alloush, representatif dari faksi Jaish al-Islam dalam Komite Tinggi Negosiasi (HNC) yang berbasis di Arab Saudi, mengatakan dalam pernyataan pada Minggu (29/5) bahwa pembicaraan damai telah gagal untuk membebaskan ribuan tahanan juga untuk mendorong Suriah menuju transisi politik tanpa Presiden Bashar al-Assad.

Tanggal perundingan damai belum dipastikan lagi sejak HNC menangguhkan partisipasi mereka hingga situasi di lapangan berubah drastis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alloush mengatakan bahwa tanpa dipenuhinya tuntutan pihak oposisi, perundingan damai “hanya membuang-buang waktu”. Ia menambahkan tidak berekspektasi perundingan akan dilanjutkan jika pemerintah Suriah bersikeras dengan pendirian mereka dan tak siap bernegosiasi dengan serius.

Pemerintah Suriah, di lain pihak, tidak mengakui HNC mengatasnamakan oposisi dan menganggap mereka sebagai alat asing untuk melengserkan Assad. Alloush sendiri dicap pemerintah Suriah sebagai “teroris.”

Pengunduran diri Alloush diterima dalam pertemuan di Riyadh oleh kepala koordinator HNC, Riad Hijab.

Secara terpisah, oposisi Suriah yang berbasis di Turki yang juga berafiliasi dengan HNC menyerukan dukungan militer asing untuk mendukung kelompok pemberontak Free Syrian Army (FSA). Dukungan ini diperlukan agar FSA bisa maju ke Raqqa, ibu kota de facto ISIS.

Kelompok oposisi juga mengkritik pelatihan dan persenjataan terhadap Pasukan Demokratis Suriah (SDF) yang didukung oleh Amerika Serikat. Komposisi SDF terutama adalah milisi bersenjata Kurdi Suriah, YPG.

Dengan bantuan AS, YPG beraliansi dengan kelompok suku Arab pekan lalu, meluncurkan serangan ke utara Raqqa, bertujuan untuk merebutnya.

Mereka mendapat kemajuan di desa-desa sekitar Ain Issa, kota sekitar 60 kilometer di barat laut Raqqa.

Kepala delegasi oposisi, Asaad al-Zoubi, juga mengatakan kepada stasiun Hadath TV bahwa ia juga ingin melepaskan posisinya di HNC namun belum memastikan akan mengambil langkah yang sama dengan Alloush.

Zoubi mengatakan tak ada pembicaraan serius sejak empat bulan terakhir.

Oposisi Suriah menangguhkan partisipasi mereka dalam perundingan damai pada April lalu, untuk memprotes serangan militer Suriah yang menurut mereka mengakhiri perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak akhir Februari lalu. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER