ISIS Alihkan Sumber Pendapatan Utama dari Minyak ke Pajak

CNN | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jun 2016 08:35 WIB
Serangan udara yang terus mgnincar kilang minyak ISIS membuat kelompok teroris itu menaikkan pajak warga yang tinggal di dalam teritorinya.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS masih memiliki kekayaan sekitar US$2 miliar, namun karena serangan udara terus-menerus di kilang minyak yang mereka rebut, kelompok militan itu kini menaikkan pajak guna menutupi banyak sumber pendapatan yang hilang.

Dilansir CNN, menurut penelitian yang dipublikasikan Pusat Analisa Terorisme pada Rabu (1/6), ISIS mendapat US$2,4 miliar pada 2015. Jumlah ini turun US$500 juta dari pendapatan ISIS setahun sebelumnya, meski ISIS masih menjadi kelompok teroris paling kaya saat ini.

Alasan utamanya adalah pajak. ISIS memeras orang-orang yang tinggal di dalam wilayahnya di Irak dan Suriah telah meroket dari US$360 juta pada 2014 menjadi US$800 juta pada 2015, menurut para peneliti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan ini kembali menggambarkan kekacauan yang mulai terjadi di dalam ISIS. Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok teroris itu memotong setengah gaji para militannya dan pengeboman dari banyak pihak telah memangkas produksi minyaknya.

ISIS juga kehilangan 40 persen dari wilayah yang mereka rebut sebelumnya, meski masih memiliki sekitar delapan juta orang yang hidup di bawah kontrol mereka.

Pembuat laporan ini, Jean-Charles Brisard and Damien Martinez yang juga ahli terorisme, dikutip CNN mengatakan bahwa ISIS menyesuaikan bisnis mereka dari minyak ke pajak.

Turunnya harga minyak dunia juga menjadi faktor kelompok militan itu mengalihkan sumber pendapatan ke pajak. Pada 2015, disebutkan bahwa pasokan pajak naik 12 persen menjadi 33 persen pendapatan tahunan ISIS.

Pajak-pajak itu termasuk 10 persen pajak penghasilan, hingga 15 persen pajak bisnis, pajak jalan, lima persen dari penarikan uang bank, dan hingga 35 persen pajak untuk obat-obatan. Ada juga pajak jika ingin meninggalkan teritori ISIS, bahkan sementara. Penganut Kristen juga dikenakan pajak tinggi.

ISIS berdalih bahwa semua pajak itu adalah zakat.

“Ini betul-betul organisasi yang bisa beradaptasi,” kata Brisard. "Apa yang mengejutkan saya adalah kenyataan bahwa mereka jelas berperilaku sebagai manajer, bukan penjarah sederhana. Mereka benar-benar memiliki kebutuhan anggaran, dan mereka melakukan kompensasi."

Laporan oleh Pusat Analisa Terorisme mengklaim bahwa ISIS masih memiliki nilai perdagangan besar dengan dunia luar, karena PBB telah gagal untuk menutup wilayah ISIS dengan embargo formal, dan serangan udara AS hanya berdampak sedikit pada perekonomian ISIS.

Brisard mengakui bahwa serangan udara telah menghancurkan banyak infrastruktur produksi minyak negara Islam. Namun dia mengatakan satu-satunya cara untuk benar-benar memotong dana ISIS adalah untuk merebut kembali wilayah itu kontrol.

Apa yang paling mengejutkan Brisard adalah bahwa negara-negara yang duduk di Dewan Keamanan PBB tidak dapat menyetujui embargo yang menghukum negara-negara yang terus membeli semen, gandum, minyak, fosfat dan produk lainnya dari wilayah ISIS.

Misalnya, penelitian memperkirakan bahwa ISIS menjual 12 ribu ton kapas tahun lalu-sebagian besar kepada pembeli di Turki.

"Situasi saat ini tidak masuk akal," kata Brisard. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER