Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak oposisi Suriah akan bertemu dalam 10 hari ke depan untuk memutuskan pemimpin negosiator yang baru dalam perundingan damai.
Mohammed Alloush, kepala perunding delegasi oposisi utama dalam perundingan damai yang digagas PBB di Jenewa, menyatakan mengundurkan diri pada Minggu lalu. Ia menyebut perundingan tersebut gagal membawa penyelesaian politik atau meringankan penderitaan warga Suriah di wilayah yang terkepung pertempuran.
Salem al-Muslat, juru bicara oposisi Komite Tinggi Negosiasi (HNC), mengatakan kepada televisi Al Hadath bahwa pertemuan berikutnya akan menilai ulang sejumlah isu, tidak hanya akan membahas siapa yang berada di tim negosiasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini semua karena frustrasi yang dirasakan oleh Suriah tentang kinerja buruk masyarakat internasional," kata Muslat.
"Pertemuan berikutnya akan mengambil keputusan soal banyak hal."
Alloush yang juga merupakan perwakilan dari faksi pemberontak Jaish al-Islam, akan tetap menjadi anggota HNC.
Rusia, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dan juga memainkan peran perantara dalam pembicaraan damai, pernah meminta PBB untuk menggolongkan Jaish al-Islam sebagai kelompok teroris.
Oposisi Suriah pada April menangguhkan partisipasi formal dalam perundingan damai karena memprotes serangan tentara Suriah yang mereka sebut menandai berakhirnya gencatan senjata.
Utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, belum menetapkan tanggal untuk memulai kembali perundingan.
(stu)