Jakarta, CNN Indonesia -- Belasan orang tenggelam, termasuk perempuan dan anak-anak, saat mencoba melarikan diri dari Fallujah, kota yang dikuasai ISIS di Irak.
Pasukan tentara Irak telah mengamankan daerah selatan kota dan sedang mempersiapkan serangan, kata seorang jenderal dari pasukan pemerintah Irak kepada wartawan, Minggu (5/6).
Sekitar 60 ribu warga sipil terperangkap di dalam Fallujah ketika pasukan Irak bersama milisi Syiah didukung koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat melancarkan operasi untuk merebut kota itu dari tangan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih sulit menentukan jumlah orang yang tenggelam dalam upaya mereka untuk melarikan diri melewati sungai Efrat, yang berada di sebelah barat kota. Lembaga pengungsi PBB, UNHCR, mengonfirmasi bahwa beberapa orang tewas saat melarikan diri.
Shakir al Essawi, kepala dewan provinsi setempat, mengatakan ratusan keluarga berusaha menyeberangi dan dua jasad anak-anak, wanita dan pria tua ditemukan dalam air.
Menurut laporan
The New Arab, dokter dari rumah sakit al-Amariya, yang berada di Baghdad barat, mengatakan jumlah korban tewas sebanyak 18 orang, termasuk tujuh anak-anak dan tiga perempuan.
"Mereka mencoba melarikan diri dari maut tapi tenggelam di sungai," kata dokter Mohammad al-Isawi.
Sebuah gambar menunjukkan keluarga, orang tua dan muda, melarikan diri melewati sungai yang luas dengan membawa sebagian harta berharga.
Essawi mengatakan "Mereka menggunakan lemari es kosong, lemari kayu dan tempat penyimpanan minyak tanah sebagai kapal darurat untuk menyeberangi sungai."
"Ini sangat tidak aman dan ini sebab orang-orang yang tidak bersalah tenggelam," tambahnya.
Insiden ini terjadi dua minggu setelah Irak melancarkan operasi untuk merebut kembali Fallujah yang merupakan salah satu pusat markas ISIS terakhir di Irak dan Mosul.
Operasi itu diumumkan pada Mei lalu setelah lebih dari dua tahun Fallujah jatuh ketangan ISIS yang menjadi kekalahan telak bagi pemerintah Irak.
ISIS telah membangun terowongan dan meletakkan perangkap tersembunyi dan bom ranjau untuk menebus kekalahan mereka.
Kelompok militan itu juga mengatakan kepada warga sipil jika mereka mencoba melarikan diri dan memasang bendera putih di rumah, seperti yang diperintahkan oleh pemerintah Irak, mereka akan dibunuh.
(stu)