Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Yordania menahan seorang tersangka setelah serangan di salah satu kamp penampungan pengungsi Palestina yang menewaskan tiga agen intelijen dan dua petugas keamanan lainnya.
Menurut juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad al-Momani, penyelidikan awal menunjukkan bahwa serangan di kantor departemen intelijen Kamp Baqaa itu merupakan aksi individu. Namun diberitakan
Reuters, Momani tak menjabarkan detail lebih lanjut.
Sebelumnya, seorang sumber resmi yang berhubungan dengan pihak keamanan mengatakan bahwa penyerang melaju ke gedung dan menembak dengan senapan mesin ke petugas sebelum mobilnya melesat pergi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengungsi Palestina dan keturunannya memiliki persentase besar di antara tujuh juta populasi Yordania. Mereka melarikan diri pasca deklarasi Israel pada 1948.
Banyak analis politik yang telah memperingatkan tumbuhnya radikalisasi Islam di kamp-kamp pengungsi miskin Yordania akibat kurangnya peluang ekonomi.
Puluhan orang telah meninggalkan kamp Baqaa untuk bergabung kelompok militan Islam dan bertempur di Suriah dan Irak.
Awal tahun ini, beberapa simpatisan ISIS tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan di kota utara, Irbid.
Otoritas keamanan kemudian mengatakan mereka telah melakukan pencegahan serangan militan yang terkait dengan Suriah yang merencanakan serangan bunuh diri di pusat perbelanjaan dan gedung-gedung pemerintah.
Amman dilaporkan telah memenjarakan puluhan militan Islam garis keras, kebanyakan datang dari Suriah atau ditahan ketika sedang mencoba menerobos perbatasan.
(stu/stu)