Jakarta, CNN Indonesia -- Omar Mateen, tersangka pelaku penembakan yang menewaskan 50 orang di kelab gay di Orlando, Florida, diketahui pernah berkunjung ke Arab Saudi antara 2011 dan 2012.
Kabar ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Mayor Jenderal Mansour Turki pada Senin (13/6) seperti yang dikutip dari
Reuters.
Mansour mengatakan kalau Mateen melakukan kunjungan dalam rangka ibadah umroh selama 10 hari pada Maret 2011 dan melakukan perjalanan lain selama delapan hari pada bulan berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Minggu (12/5) sekitar pukul 02.00 waktu setempat, Mateen masuk ke kelab malam komunitas gay, Pulse, di Orlando, dan melepas tembakan.
Sebanyak 50 orang dinyatakan tewas, sementara 50 lainnya terluka.
Pria kelahiran New York yang tinggal di Florida itu dikenal sebagai sosok yang pendiam, namun dalam beberapa tahun terakhir kerap melakukan tindak kekerasan.
Mantan istrinya, Sitora Yusufy, mengatakan Mateen mengidap bipolar, dan terganggu secara emosional karena sering menumpahkan kemarahan lewat kekerasan.
Yusufy mengaku ia sering dipukuli dan dianiaya oleh Mateen. Pasangan itu menikah pada 2009 dan akhirnya berpisah pada 2011, setelah keluarga Yusufy ikut campur tangan dan menyelamatkannya.
"Ia sering bertengkar dengan orangtuanya, namun saya satu-satunya orang dalam hidpnya kepada ia melakukan kekerasan langsung," kata Yusufy kepada reporter di Boulder, Coloradi, di luar rumahnya.
Seorang imam masjid di lingkungannya juga mengatakan bahwa selama hampir 10 tahun, Mateen merupakan jemaat reguler masjid yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan perkumpulan masjid.
"Ia hampir tak punya teman," kata Syed Shafeeq Rahman, yang mengepalai Islamic Center of Fort Pierce. "Ia biasanya datang bersama anak laki-lakinya untuk salat dan kemudian pergi."
Rahman mengatakan bahwa Mateen juga tak pernah berbicara kepadanya soal homoseksualitas. Orangtua Mateen mengatakan bahwa ia pernah menunjukkan kemarahan setelah melihat dua pria berciuman di Miami.