Kaum Gay Dilarang Sumbang Darah Bagi Korban Penembakan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 13 Jun 2016 16:58 WIB
Menurut peraturan FDA, pria gay tidak boleh mendonorkan darahnya. Hal ini membuat kaum gay di Orlando frustrasi karena tidak bisa ikut andil membantu korban.
Ilustrasi (Thinkstock/Jochen Sands)
Jakarta, CNN Indonesia -- Antusiasme masyarakat Orlando untuk membantu korban penembakan di sebuah kelab gay sangat tinggi, terbukti ribuan orang antre untuk menyumbang darahnya. Namun di tengah peristiwa ini, larangan bagi kaum gay untuk menyumbang darah menuai kecaman.

Dikutip Time, Senin (13/6), sempat muncul rumor bahwa larangan donor darah bagi kaum LGBT akan dicabut menyusul penembakan tersebut untuk memberi kesempatan kaum gay berkontribusi.

Namun klinik darah setempat mengatakan bahwa larangan yang diberlakukan Otoritas Makanan dan Obat AS, FDA, itu masih berlaku.   

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua pedoman FDA masih berlaku untuk donasi darah. Muncul laporan palsu yang beredal bahwa peraturan FDA dicabut. Tidak benar," ujar pernyataan OneBlood, salah satu bank darah di Orlando, dalam akun Twitternya.

Larangan donor darah bagi kaum gay muncul pada tahun 1983 karena khawatir mengandung virus HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya. FDA memperbarui larangan itu pada 2015, menyatakan kaum gay boleh menyumbang darah jika dalam setahun tidak berhubungan seks sesama jenis.

Asosiasi Medis Amerika menyerukan penghapusan larangan ini pada 2013 karena dianggap diskriminatif dan tidak memiliki dasar ilmiah yang cukup. Para penderita HIV/AIDS bisa diketahui dengan pengujian sebelumnya dan hanya satu dari 2 juta infeksi HIV berasal dari transfusi darah.

Larangan ini membuat frustrasi kaum LGBT di Orlando yang merasa ingin andil dalam membantu korban penembakan di kelab malam Pulse yang menewaskan 50 orang dan melukai 53 lainnya. Seruan penghapusan larangan FDA mencuat pada Minggu usai penembakan di kelab malam tersebut.

"Sebagai seorang homoseksual pagi ini saya marah, saya frustrasi karena tidak bisa mendonorkan darah karena saya gay. Sangat membuat frustrasi karena saya tidak bisa melakukan tindakan kemanusiaan ini demi komunitas saya," kata warga gay Orlando, Chandler Bryla, 24, dikutip dari USA Today.

Pelaku penembakan adalah Omar Mir Seddique Mateen (29), warga Amerika keturunan Afghanistan, yang selama ini di bawah pengawasan pihak berwajib. Mateen diduga berbaiat pada ISIS. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER