Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan kalau ada bukti yang sah mengenai keterkaitan pelaku penembakan di kelab gay, Orlando, Florida, pada Minggu (12/6), dengan jaringan teroris dunia.
"Sepertinya sang penembak hanya terinspirasi dengan aksi serupa yang ramai diberitakan di dunia maya," kata Obama kepada wartawan di Gedung Oval, pada Senin (13/6), seperti yang dikutip dari
Reuters.
Demi membuktikan keterlibatan sang penembak dengan jaringan teroris dunia, Obama sudah meminta sejumlah pejabat pemerintahannya untuk menyelidiki doktrinisasi yang biasanya berlangsung dari dunia maya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang penembak, Omar Mateen, mengaku sebagai anggota kelompok radikal ISIS atau yang juga sering disebut ISIL.
Pengakuan tersebut dikatakannya saat menelepon nomor gawat darurat pihak berwajib AS, 911.
Dalam telepon tersebut, Mateen juga mengaku akan segera menghabisi nyawa sanderanya di dalam kelab gay Pulse.
Setelah kejadian tersebut, Obama juga mengatakan kalau AS harus memikirkan kembali peraturan mengenai kepemilikan senjata api.
Sang penembak diketahui memiliki senjata api yang sekarang masih dijual bebas di pasaran.
Donald Trump mendesak Obama mundur menyusul aksi penembakan yang menewaskan 50 orang.
Seruan yang sama dialamatkan Trump untuk Hillary Clinton, karena keduanya dianggap tidak tegas menggunakan kata "Islam radikal" yang merujuk pada pelaku serangan.
Dalam komentarnya yang dikutip
New York Times, Minggu (12/6), kandidat calon presiden dari Partai Republik ini berada di atas angin karena merasa pendapatnya benar soal kelompok Islam radikal.
Trump sebelumnya menyarankan larangan Muslim masuk AS setelah penembakan di San Bernardino tahun lalu.
"Saya menghormati ucapan selamat karena telah benar dalam terorisme Islam radikal. Saya tidak ingin ucapan selamat, saya ingin ketegasan dan kewaspadaan. Kita harus cerdas!" kata Trump melalui akun Twitternya.
(ard/ard)