Jakarta, CNN Indonesia -- Walaupun belum diumumkan secara resmi memenangkan pemilu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengucapkan selamat kepada presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, melalui sambungan telepon.
"Presiden Obama pada hari ini menelepon yang diduga akan menjadi presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, untuk menyampaikan selamat," demikian bunyi pernyataan tertulis Gedung Putih yang dilansir dalam
situs resmi mereka, Selasa (17/5).
Obama juga menyadari bahwa kesuksesan pemilu dan partisipasi rakyat merupakan simbol gelora demokrasi di Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perbincangan tersebut, Obama menekankan nilai-nilai yang dapat menguatkan hubungan kedua negara, termasuk komitmen terhadap demokrasi, hak asasi manusia, hukum, dan perkembangan ekonomi inklusif.
"Kedua pemimpin menegaskan keinginan mereka untuk menguatkan hubungan berdasarkan prinsip bersama ini," tulis Gedung Putih.
Sebelumnya, beberapa pejabat AS juga sudah menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama dengan Duterte meskipun politikus itu kerap kali melontarkan komentar kontroversial, termasuk pernyataan miring mengenai kasus pemerkosaan seorang misionaris Australia.
Duta Besar AS di Filipina, Philip Goldberg, mengkritik komentar mengenai pemerkosaan tersebut. Menanggapi kritik itu, Duterte bahkan sempat mengancam akan memutuskan hubungan dengan AS.
Ketika ditanya ihwal kontroversi itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Elizabeth Trudeau, tetap menegaskan bahwa Washington akan tetap bekerja sama dengan presiden Filipina terpilih.
"Kami akan bekerja dengan pemimpin yang sudah dipilih oleh Filipina," katanya.
Menurut beberapa analis Asia, pendirian AS ini merefleksikan realita kepentingan keamanan Washington di tengah semakin kuatnya pengaruh China di daerah sengketa Laut China Selatan.
Pendekatan serupa juga dilakukan oleh AS terhadap India. Sebelumnya, Narendra Modi tak bisa mendapatkan visa AS karena masalah kerusuhan sektarian di Gujarat ketika ia menjabat sebagai Ketua Menteri. Namun saat Modi menjadi Perdana Menteri India, ia diundang ke Gedung Putih.
(stu)