Jakarta, CNN Indonesia -- Barack Obama akan menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang mengunjungi Hiroshima di Jepang pada akhir bulan ini. Namun AS menegaskan, kedatangan Obama bukan untuk meminta maaf atas dijatuhkannya bom nuklir di Hiroshima pada penghujung Perang Dunia II.
Diberitakan Reuters, Selasa (10/), Obama sebagai peraih Nobel Perdamaian atas komitmennya menghapuskan senjata nuklir akan menyambangi kota pertama di dunia yang pernah dijatuhi bom nuklir itu pada 27 Mei mendatang bersama Perdana Menteri Shinzo Abe, seperti yang diumumkan oleh Gedung Putih.
"Dia tidak akan menyinggung keputusan penggunaan bom atom di akhir Perang Dunia II. Namun, Obama akan menyampaikan visinya untuk masa depan bersama," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Ben Rhodes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunjungan ke Jepang adalah bagian dari tur Asia Obama pada 20-28 Mei. Di Jepang Obama akan menghadiri KTT G7, dia juga dijadwalkan akan mengunjungi Vietnam. Ini adalah kunjungan ke-10 Obama ke Asia selama menjabat presiden AS sejak 2009.
Pada akhir kunjungannya di Jepang, Obama dan Abe akan mengunjungi monumen nuklir Hiroshima atau Hiroshima Peace Memorial Park, yang dibangun dekat dengan titik jatuhnya bom nuklir AS 71 tahun lalu.
Bom itu dijatuhkan pada 6 Agustus 1945 dan menewaskan hingga 140 ribu orang di akhir tahun itu. Bom atom lainnya dijatuhkan AS di Nagasaki pada 9 Agustus 1945, membuat Jepang menyerah enam hari kemudian.
Dalam buku sejarah AS, pengeboman tersebut dibenarkan karena berhasil menghentikan perang dan menyelamatkan banyak nyawa warga Amerika. Sementara bagi warga Jepang justru sebaliknya, membuat mereka semakin menderita. Kedatangan Obama ini diprediksi menuai kontroversi.
Abe berbicara kepada wartawan di Tokyo mengaku berharap kunjungan Obama adalah kesempatan bagi AS dan Jepang untuk bersama mengenang para korban bom nuklir.
"Kunjungan Presiden Obama ke Hiroshima akan menunjukkan pada dunia dampak nyata dari radiasi nuklir dan akan menyumbang besar bagi terwujudnya dunia tanpa senjata nuklir," kata Abe.
(den)