Bertemu Dalai Lama, Presiden Obama Tak Ubah Kebijakan

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jun 2016 00:55 WIB
Walau telah bertemu, namun juru bicara Gedung Putih mengatakan kalau tidak ada kebijakan AS yang berubah, baik untuk Tibet maupun China.
Dalai Lama dan Patti Smith di atas panggung Glastonbury 2015. (REUTERS/Dylan Martinez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama melakukan pertemuan dengan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, di Gedung Putih pada Rabu (14/6). Seperti yang dikutip dari Reuters, dalam pertemuan itu Obama memberikan dukungannya untuk pelestarian agama di Tibet.

Walau telah melakukan pertemuan, namun juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan kalau tidak ada kebijakan AS yang berubah, baik untuk Tibet maupun China.

Oleh sebab itu, pertemuan ini merupakan pertemuan pribadi, bukan pertemuan resmi yang biasanya dilakukan di Kantor Presiden AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Presiden sangat mengapresiasi ajaran dan kepercayaan Dalai Lama, begitu juga dengan agama dan tradisi di Tibet,” kata Earnest.

Sebelumnya, pertemuan ini diperkirakan akan memicu kemarahan China, yang menganggap Dalai Lama adalah pemimpin separatis.

Pemerintah Beijing telah memperingatkan AS untuk tidak lagi menerima Dalai Lama. Peringatan ini telah berkali-kali disampaikan, namun Obama tetap menemui Dalai Lama yang saat ini hidup di pengasingan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang menganggap Dalai Lama akan membuat AS mendukung misinya untuk memecah belah Tiongkok.

"Dalai Lama ke-14 sering menggunakan kedok agama di ranah internasional untuk menjajakan posisi politiknya demi memecah belah China," kata Lu Kang.

"Kami mendesak agar tidak ada negara atau pemerintah yang memberikan dia ruang untuk aktivitas tersebut dan tidak melakukan tindakan apa pun yang sudah pasti akan ditentang oleh 1,3 miliar rakyat China," lanjut dia lagi.

Pemerintah Beijing menganggap biksu berusia 80 itu berupaya memerdekakan Tibet dari China.

Namun, Dalai Lama berulang kali mengatakan bahwa dia hanya menuntut otonomi khusus dan kebebasan beragama di daerah tersebut.

(ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER