Inggris Keluar UE, Para Pemimpin Negara Eropa Bereaksi

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jun 2016 19:34 WIB
Beberapa pemimpin pun mulai berkomentar dan tak sedikit yang menuntut perubahan di UE pasca Brexit ini.
Ilustrasi. (Getty Images/Ben Pruchnie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar hasil referendum yang memperlihatkan bahwa rakyat Inggris memilih untuk hengkang dari Uni Eropa pada Jumat (24/6) mengguncang negara-negara di kawasan itu. Beberapa pemimpin pun mulai berkomentar dan tak sedikit yang menuntut perubahan di UE pasca Brexit atau kampanye British Exit ini.

Salah satunya adalah Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, yang mengatakan bahwa Brexit menunjukkan bahwa UE harus mendengarkan suara rakyat dan memberikan jawaban terhadap isu-isu penting seperti migrasi.
"Brussels [markas besar UE] harus mendengar suara rakyat. Ini merupakan pelajaran paling besar dari keputusan ini," ujar Orban seperti dikutip Reuters.

Menurut Orban, warga Inggris tidak puas dengan kebijakan-kebijakan yang diambil UE dalam krisis migrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengapa Hungaria masuk UE? Karena kami percaya pada kekuatan Eropa. Namun, Eropa akan kuat jika dapat memberikan jawaban pada isu-isu besar, seperti imigrasi yang akan memperkuat Eropa dan tidak melemahkannya. UE gagal memberikan jawaban ini," tutur Orban.

Senada dengan Orban, Menteri Luar Negeri Polandia, Witold Waszczykowski, juga mengatakan bahwa Brexit merupakan sinyal bagi UE untuk mengubah konsep blok ini.

"Ini adalah kabar buruk bagi Eropa, untuk Polandia. Ini adalah dilema besar. Kami semua ingin UE tetap ada, tapi pertanyaannya adalah dengan bentuk seperti apa?" kata Waszczykowski kepada TV Republika.

Waszczykowski mengatakan, situasi ini dapat digunakan untuk menyadarkan mengapa keputusan seperti dalam Brexit dapat terjadi. "Ini semua terjadi karena konsepnya yang tercipta dulu tidak lagi populer di Eropa," katanya.

Tuntutan untuk adanya perubahan dalam UE pasca referendum ini juga diserukan oleh Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy.

"Sekarang, kita benar-benar dalam krisis ekonomi. Kita harus mengubah fokus Uni Eropa terhadap kepentingan rakyatnya, menekankan pertumbuhan dan tingkat pengangguran," ucapnya.

Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, juga menyampaikan hal serupa. Namun, Renzi mengatakan bahwa Eropa tetap merupakan rumah bagi negaranya.

"Kita harus mengubahnya menjadi lebih manusiawi, tapi Eropa tetap saja rumah kami, masa depan kami," tutur Renzi.
Tak ketinggalan, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank -Walter Steinmeier, juga bereksi dengan berkata, "Berita dari Inggris sangat menyedihkan. Ini merupakan hari yang sedih bagi Eropa dan Inggris," tulis Steinmeier melalui akun Twitter pribadinya.

Kanselir Austria, Christian Kern, juga mengakui bahwa Eropa kemungkinan akan kehilangan status signifikan di dunia dengan keluarnya Inggris. Efek ekonomi juga mungkin akan terasa selama beberapa saat. Namun, ia tidak takut akan adanya efek domino dari Brexit ini. 

Sementara itu, Presiden Perancis, Francois Hollande, dikabarkan langsung berkomunikasi dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, setelah referendum ini. Sumber istana kepresidenan Perancis mengatakan bahwa Hollande akan memberikan pernyataan resmi secepatnya.

Menteri Luar Negeri Finlandia, Timo Soini, turut angkat bicara dan mengatakan bahwa negaranya menghargai keputusan Inggris. Ia juga menekankan agar tidak ada "balas dendam" dalam negosiasi selanjutnya antara Inggris dan Uni Eropa.

Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz, pun memperkirakan bahwa negosiasi dengan Inggris akan dimulai secepatnya.

"Inggris sudah memutuskan untuk berjalan sendir. Saya pikir data ekonomi menunjukkan ini akan menjadi jalan berat. Saya kita negosiasi mengenai hal ini akan dimulai secepatnya. Saya tidak ingin mata uang Euro mengalami hal serupa," katanya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER