Penyerang di Bangladesh Minta Sandera Lafazkan Ayat Al-Quran

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 03 Jul 2016 17:17 WIB
Dalam drama penyanderaan yang berlangsung selama 12 jam di Dhaka, Bangladesh, para penyerang sempat meminta para sandera untuk melafazkan ayat Al-Quran.
Siapa pun yang bertanggung jawab, serangan ini menandai eskalasi besar dalam kekerasan yang diluncurkan oleh militan, yang menuntut berdirinya pemerintahan Islam di Bangladesh. (Reuters/Rupak De Chowdhuri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para pelaku serangan di sebuah restoran di Dhaka, ibu kota Bangladesh, sempat meminta para sandera untuk melafazkan ayat Al-Quran, dalam drama penyanderaan yang berlangsung selama 12 jam.

Sumber yang dekat dengan penyelidikan serangan menyatakan kepada Reuters bahwa serangan yang terjadi pada Jumat (1/7) itu terencana dengan baik, ketimbang sejumlah serangan yang terjadi di negara ini sebelumnya.

Sumber yang tak dipublikasikan identitasnya itu memaparkan bahwa serangan terjadi ketika sejumlah pria bersenjata menyerbu masuk ke dalam sebuah restoran yang terkenal di kalangan para ekspatriat. Para penyerang kemudian memisahkan warga lokal Bangladesh dengan warga asing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penyerang kemudian meminta warga lokal Bangladesh untuk berdiri sebelum aksi pembunuhan dimulai.

Warga Bangladesh kemudian diminta untuk menutup mata mereka dan membacakan ayat-ayat Al-Quran. Salah seorang militan mengecam seorang warga Bangladesh karena bersedia makan bersama warga non-Muslim saat Ramadan, menurut keterangan sumber tersebut.

Untuk membebaskan sandera, 100 petugas kepolisian Bangladesh meluncurkan baku tembak dengan para penyerang selama beberapa jam. Polisi berhasil membebaskan 14 sandera, membunuh enam pelaku penyerangan, dan menangkap pelaku ketujuh, setelah upaya negosiasi tak membuahkan hasil.

Polisi juga mengamankan sejumlah bahan peledak dan senjata tajam. Namun, polisi tak berhasil menyelamatkan 20 sandera yang tewas dengan cara ditikam dengan parang, ditembak, maupun disiksa.

Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ini dan memperingatkan berbagai "negara tentara salib" bahwa warga negara mereka tidak akan aman "selama pesawat mereka membunuh Muslim."

Kantor berita Amaq yang berafiliasi dengan ISIS melaporkan bahwa para militan membebaskan pelanggan Muslim dari restoran tersebut, menurut laporan lembaga pemerhati militan, SITE.

Para sandera yang tewas di antaranya sembilan warga Italia, tujuh warga Jepang dan seorang warga Amerika. Setidaknya tiga warga Bangladesh atau warga keturunan Bangladesh, juga termasuk dalam korban tewas.

Pihak berwenang memastikan bahwa tujuh pelaku penyanderaan merupakan warga lokal. Sebelum serangan terjadi pihak berwenang mencoba menangkap lima dari tujuh tersangka yang diduga terkait dengan jaringan militan internasional.

Klaim ISIS hingga kini belum dapat dikonfirmasi. Namun, Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan menyatakan kepada Reuters pada Sabtu (2/7) malam bahwa terdapat dugaan baik ISIS maupun al-Qaidah terlibat dalam serangan itu.

"Serangan ini dilakukan oleh JMB," kata Khan, mengacu kepada Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh, yang mengklaim mewakili ISIS di Bangladesh.

Wakil inspektur jenderal polisi Shahidur Rahman menyebut bahwa sebagian besar militan merupakan kelompok warga yang berpendidikan dan berasal dari keluarga kaya. Namun, ia menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Siapa pun yang bertanggung jawab, serangan ini menandai eskalasi besar dalam kekerasan yang diluncurkan oleh militan, yang menuntut berdirinya pemerintahan Islam di Bangladesh. Sebagian besar dari 160 juta populasi di Bangladesh merupakan warga Muslim. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER