Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang dokter Muslim tengah menuju sebuah masjid di Houston, Texas, Amerika Serikat untuk menunaikan ibadah salat subuh pada Minggu (3/7) ketika tiga penyerang melepaskan tembakan ke arahnya.
Sang korban diketahui bernama Arslan Tajammul, dokter spesialis mata berusia 30-an tahun. Ia kini tengah menjalani operasi dan diperkirakan dapat bertahan hidup, menurut keterangan dari Mustafaa Carroll, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam, CAIR, untuk Houston.
Menurut polisi Houston Muzaffar Siddiqi, sang dokter selamat dari risiko kerusakan organ internal dan diharapkan dapat sepenuhnya pulih, meski harus tetap menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siddiqi, yang bertugas sebagai petugas penghubung antara kepolisian dan komunitas Muslim di wilayah ini, menuturkan insiden terjadi usai sang dokter memarkir mobilnya dan tengah berjalan ke masjid Madrasah Islamiyah untuk menunaikan salat subuh pada pukul 05.30 pagi waktu setempat.
Ketika itu, ia disergap oleh para penyerang yang datang dari salah satu blok perumahan di sekitar masjid. Sang korban ditembak dua kali sebelum tiga penyerang melarikan diri dengan berjalan kaki.
"Ini kejadian yang sangat aneh karena masjid itu berada di komunitas yang miskin dan mereka [para penyerang] mengenakan masker, yang berarti [serangan] ini bisa [bermotif] apa saja," kata Carroll, dikutip dari
Reuters.
Siddiqi menyatakan para penyidik belum mengkonfirmasi penyerang menggenakan penutup wajah. Dia mendesak masyarakat untuk tidak menyimpulkan serangan ini secara dini seiring dengan kekhawatiran serangan ini bermotif rasisme.
"Kami belum tahu," kata Siddiqi kepada
Reuters dalam wawancara di telepon, sembari menambahkan bahwa bisa jadi motif serangan itu adalah perampokan.
Siddiqi juga mengungkapkan bahwa penjagaan polisi semakin meningkat di sekitar masjid usai serangan tersebut, dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga Hari Raya Idul Fitri.
Penembakan itu terjadi sehari setelah seorang pria Muslim dipukuli di luar Masjid Fort Pierce Islamic Center di Florida. Masjid ini menjadi sorotan karena salah satu jemaahnya, Omar Mateen, merupakan pria bersenjata yang meluncurkan penembakan di kelab malam gay Pulse, menewaskan 49 orang.
Kantor kepala polisi St Lucie menyatakan bahwa korban dalam kasus ini menderita luka akibat pukulan di kepala dan wajahnya pada Sabtu (2/7). Sang pelaku, Taylor Anthony Mazzanti, 25, ditangkap dan didakwa atas tindakan pemukulan. Penyelidikan terkait kasus ini masih berjalan.
CAIR cabang Florida memaparkan bahwa sang penyerang mengucapkan komentar rasis, seperti "Anda Muslim harus kembali ke negara Anda," sebelum melancarkan serangan.
(ama)