Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Dallas, Amerika Serikat, menggunakan cara yang tidak biasa dalam membunuh pelaku penembakan yang menewaskan lima orang polisi Kamis malam waktu setempat, yaitu dengan robot penjinak bom.
Robot penjinak bom berukuran kecil diturunkan untuk melumpuhkan Micah Xavier Johnson yang bercokol di sebuah gedung parkir sembari menembaki polisi. Johnson dengan senapan sniper membunuh lima orang dan melukai beberapa polisi lainnya dalam aksi protes pembunuhan warga kulit hitam oleh aparat di Dallas.
Kepala polisi Dallas David Brown yang dikutip
New York Daily mengatakan langkah penurunan bom robot diambil setelah negosiasi dan baku tembak selama berjam-jam tidak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Robot yang dikendalikan dari jarak jauh itu membawa peledak dan meledakkannya di dekat Johnson, yang langsung menewaskan pria 25 tahun itu. Cara ini menurut Brown yang terbaik, demi menghindari korban tewas lagi dari pihak aparat.
"Kami tidak melihat ada pilihan lain selain menggunakan bom robot dan menempatkan peledak di tangannya lalu meledakkannya di tempat pelaku," kata Brown.
Sejak tahun 2006, Pentagon membagikan 479 robot penjinak bom ke departemen kepolisian seluruh Amerika Serikat. Robot sejenis ini juga diturunkan di berbagai misi tempur AS di Irak dan Afghanistan.
Biasanya robot ini digunakan untuk mengambil benda yang dicurigai bom agar tidak melukai aparat.
Menurut ahli robotik Peter W Singer yang dikutip Telegraph, ini adalah kali pertama polisi AS menggunakan robot semacam itu untuk tujuan melumpuhkan atau membunuh tersangka.
(den)