Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya sembilan orang tewas dan 18 lainnya dinyatakan hilang akibat angin dan hujan yang dibawa oleh badai Nepartak selama akhir pekan lalu.
Menurut Kementerian Urusan Sipil China, semua kasus kematian itu terjadi di Provinsi Fujian, wilayah yang diterpa badai Nepartak.
Akibat badai Nepartak serta angin dan hujan yang dibawanya ini, sekitar 16 ribu hektar lahan hancur dan 900 rumah ambruk. Alhasil, China diperkirakan mengalami kerugian ekonomi sekitar 900 juta yuan atau setara Rp1,7 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, badai Nepartak juga menghantam Taiwan, merenggut setidaknya tiga nyawa dan melukai 300 orang lainnya.
Badai ini diperkirakan bakal memperparah banjir yang belakangan ini sudah melanda sebagian wilayah pusat dan timur China.
Badai memang biasa terjadi pada kurun waktu seperti sekarang ini di Laut China Selatan. Angin membawa banyak air dari perairan yang hangat dan menjatuhkannya ke daratan di sekitarnya.
Melihat lokasi China yang dekat dengan lautan, badai kerap kali menewaskan banyak orang di negara itu.
Pemerintah China pun sudah terbiasa dan kini lebih waspada dengan melakukan evakuasi sebelum badai datang. Dengan demikian, banyak nyawa terselamatkan.
Badai terbesar selama beberapa tahun ini terjadi pada 2009. Kala itu, Badai Morakot menghantam bagian selatan Taiwan, menewaskan sekitar 700 orang dan menyebabkan kerusakan hingga US$3 miliar atau setara Rp39,6 triliun.
(den)