Puncak Banjir di Tasmania, Kota-kota Tua Australia Terancam

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jun 2016 09:57 WIB
Banjir di negara bagian paling selatan Australia, Tasmania, diperkirakan mencapai puncaknya pada Rabu (8/6), mengancam keberadaan kota-kota tua di negara itu.
Pada pekan ini, pesisir timur Australia memang dilanda hujan lebat yang menyebabkan ombak besar dan angin berkekuatan siklon. (AAP/David Moir/Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir di negara bagian paling selatan Australia, Tasmania, diperkirakan mencapai puncaknya pada Rabu (8/6), mengancam keberadaan kota-kota tua di negara itu.

Pada pekan ini, pesisir timur Australia memang dilanda hujan lebat yang menyebabkan ombak besar dan angin berkekuatan siklon.

Seiring dengan bergeraknya angin ke arah selatan, badai itu menghantam Tasmania selama beberapa hari belakangan. Dalam hitungan hari, sebagian wilayah Tasmania terpantau diguyur hujan dengan curah tinggi, setara satu bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun hujan sudah mulai reda, unit gawat darurat mengatakan bahwa ancaman di Tasmania terus berlanjut seiring dengan mengalirnya air banjir ke hilir.

Menurut Badan Meteorologi Australia, volume banjir di sekitar Launceston, salah satu kota tertua di negara itu, diperkirakan mencapai puncaknya pada Rabu ini.

Akibat ancaman banjir ini, sekitar 3.000 penduduk di wilayah dataran rendah pinggiran Launceston sudah dievakuasi.

Cuaca parah di sepanjang pesisir timur Australia dan Tasmania ini diperkirakan juga akan membawa gelombang klaim asuransi. Pasalnya, banyak kerugian yang disebabkan, termasuk tewasnya tiga orang dan kehancuran di berbagai belahan negara.

Diberitakan Reuters, pihak asuransi telah menerima lebih dari 11.150 klaim dengan perkiraaan kerugian mencapai A$38 juta. Dewan Asuransi Australia memperkirakan angka itu akan terus bertambah selama beberapa hari ke depan.

Saham dari beberapa perusahaan asuransi terbesar di Australia, seperti QBE Insurance, Insurance Australia Group, dan Suncorp, dilaporkan merosot. Namun seorang analis dari CLSA, Jan Van Der Schalk, tak melihat adanya dampak pendapatan besar untuk perusahaan asuransi.

Bencana ini juga menghantam usaha berbasis internet, seperti situs Channel Nine, Foxtel Play, dan Domino's Pizza pada Minggu (5/6), ketika Amazon Web Service zona Sydney juga mati selama dua jam.

Mesin-mesin ATM di berbagai bank di Sydney juga terkena imbas badai di Australia ini.

Lebih jauh lagi, bencana ini juga mengganggu sistem perdagangan internasional melalui laut. Pelabuhan Otoritas New South Wales ditutup sepanjang akhir pekan.

Sementara itu, penghubung impor kendaraan terbesar di Australia, Pelabuhan Kembla, hingga kini masih ditutup karena badai diperkirakan bergerak ke selatan. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER