Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya kudeta militer yang terjadi pada Sabtu (16/7) dini hari di Istanbul dan Ankara, Turki, sempat memicu ketegangan. Tembakan dan suara ledakan terdengar di tengah upaya kudeta di dua kota terpenting Turki tersebut.
Dalam kondisi genting, mahasiswa asal Indonesia, Muhamad Syauqillah memilih bertahan di kediamannya. Himbauan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk turun ke jalan menetang aksi kudeta dihiraukannya. Hanya anjuran KBRI yang didengar oleh kandidat doktor itu.
"Kami diimbau KBRI untuk tinggal di rumah dan tidak melakukan kegiatan yang sifatnya tidak penting. Sedangkan warga Turkinya sendiri ada imbauan untuk turun ke jalan mendukung demokrasi yang ada di Turki, untuk memprotes gerakan kudeta militer di Turki," ujar Syauqillah kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui media elektronik dan jejaring sosial, Syauqillah mengaku mendapatkan informasi dan suasana di luar kamarnya. Menurutnya, kondisi Turki saat ini berangsur normal pasca kudeta militer berhasil digagalkan. Radio Nasional yang sempat dikuasai militer saat ini sudah siaran kembali. Bandara Atanturk di Ibu Kota Ankara pun berhasil direbut kembali oleh sipil dari pendudukan tentara. CNN Turki juga telah tayang kembali setelah sempat menghentikan siaran karena sekelompok tentara memaksa masuk ke studio.
"Teman-teman pun selalu update, komunikasi internet bagus, media sosial juga tidak masalah, kita juga selalu berkomunikasi," tuturnya.
Muhamad Syauqillah adalah satu dari sekitar 800 WNI yang menetap di Istanbul, Turki. Berdasarkan informasi yang ia dapat, saat ini kondisi WNI yang tersebar di Istanbul, Ankara, dan Antalya semuanya dalam keadaan aman di kediaman masing-masing.
"Tidak ada ancaman terhadap masyarakat asing, khusus Indonesia memang diminta stay saja untuk keamanan. Berdasar informasi dari kawan-kawan semua Alhamdulillah aman tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan terjadi pada warga kita," katanya.
Sebelumnya, Sebelumnya KBRI telah mengeluarkan imbauan bagi WNI yang di Turki untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kerumunan. Sayangnya, sekitar 60 WNI terlanjur terjebak di bandara Ataturk, salah satunya adalah Qomaruzzaman.
Duta Besar RI di Ankara, Wardana menginformasikan bahwa situasi terkini di Turki sudah berangsur pulih. Berdasarkan keterangan Qomaruzzaman, bandara Ataturk saat ini sudah mulau beroperasi kembali.
"Bapak Qomaruzzaman, salah seorang WNI yang terjebak di Bandara Attaturk, menyampaikan bahwa petugas-petugas bandara sudah kembali ke posisinya masing-masing dan bandara mulai berfungsi kembali,"
Berdasarkan laporan terakhir, kata Wardana, staf KJRI Istanbul saat ini sudah mendapatkan akses ke bandara Ataturk dan tengah menemui para WNI yang terjebak.
(ags)