Jakarta, CNN Indonesia -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengutuk aksi percobaan kudeta militer Turki terhadap pemerintahan sah Presiden Recep Tayyip Erdogan, karena dianggap mencederai makna demokrasi.
"Selaku Ketua Umum ICMI, saya mengajak segenap elemen demokrasi yang beradab di mana saja untuk mengutuk keras percobaan kudeta oleh militer Turki terhadap pemerintahan yang sah," tegas Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie dalam siaran pers, Sabtu (16/7).
Jimly juga mengajak semua pihak untuk mendoakan agar rakyat Turki menjadi kuat dalam menghadapi segala ancaman yang datang ke negerinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kasus kudeta militer di Turki dan konflik-konflik di beberapa kawasan Timur Tengah bisa dijadikan pelajaran bagi Indonesia. Selama ini, lanjutnya, sejarah mencatat hanya di Indonesia peradaban demokrasi dapat tumbuh secara baik dalam suasana yang cenderung damai.
"Bagi kita jelas, bahwa semua peristiwa itu sekali lagi memberi keyakinan kepada kita, bahwa Indonesia telah terbukti sebagai simbol negara demokrasi terbesar ketiga dan bangsa Muslim yang demokratis terbesar di dunia," ujar Jimly.
"Terbukti kan, hanya di dan dari Indonesia, peradaban demokrasi dapat tumbuh sehat dan alamiah sebagai sumber inspirasi bagi dunia, khususnya dunia Islam," tambah Jimly.
Sebelumnya, percobaan kudeta dilakukan oleh militer Turki pada Jumat malam (15/7) waktu setempat, ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan tengah berlibur di Marmaris, kota pesisir Turki. Tentara menutup sejumlah akses, menduduki bandara Ataturk Istanbul, serta mengambil alih stasiun TV dan radio nasional.
Aksi tersebut berhasil digagalkan setelah ribuan rakyat Turki turun ke jalan menetang kudeta, setelah mendengarkan seruan Erdogan melalui video-chat Facetime.
Jumlah korban tewas akibat aksi kudeta gagal militer Turki terus bertambah dan berdasarkan laporan The Guardian jumlah korban sipil saat ini mencapai sekitar 90 orang.
(ags)