Pembakaran Bendera Warnai Hari Ketiga Konvensi Republik

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jul 2016 07:08 WIB
Hari ketiga Konvensi Nasional Partai Republik Amerika Serikat diwarnai aksi protes oleh sejumlah pengunjuk rasa dengan pembakaran bendera AS.
Hari ketiga Konvensi Nasional Partai Republik Amerika Serikat diwarnai aksi protes oleh sejumlah pengunjuk rasa dengan pembakaran bendera AS.(Reuters/Adrees Latif)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ketiga Konvensi Nasional Partai Republik Amerika Serikat diwarnai aksi protes oleh sejumlah pengunjuk rasa. Situasi sempat menjadi ricuh ketika aksi pembakaran bendera AS terjadi dan saling dorong tak terhindarkan antara massa anti-Donald Trump dan pendukung taipan real estate itu.

Diberitakan Time, massa yang berkisar ribuan orang, terdiri dari penentang dan pendukung Trump terpusat di sekitar arena konvensi, Quicken, tepatnya di persimpangan East Forth dan Euclid pada Rabu (20/7). Terdapat laporan kelompok pendukung komunis merencanakan membakar bendera AS. Polisi juga terlihat di lokasi.

Sekitar pukul 4 sore, seorang pria menarik sebuah bendera Amerika dari ranselnya dan membakar bendera tersebut, namun dengan cepat ditangkap oleh polisi. Setelah perkelahian singkat, sekelompok kecil pendukung pro-Trump mulai meneriakkan "AS!" dan satu pria dengan megafon memulai seruannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang-orang ini mengatakan Partai Republik seperti KKK. KKK dimulai dengan Demokrat!" kata pria yang tak dikenal itu.

Selain itu, dia juga menyindir slogan penentang Trump yang berbunyi, "Amerika Tak Pernah Hebat."

"Jika Amerika tidak hebat, kenapa orang-orang dari seluruh dunia ingin datang ke sini?" ujarnya.

Massa terdiri dari kelompok anarkis, komunis, anggota geng motor, pendukung Trump, kelompok agama dan para wartawan. Mereka menyatakan datang ke lokasi itu untuk mengajukan protes, sementara yang lainnya siap untuk menentang protes tersebut.

Pengumpulan massa diduga terjadi karena sebelumnya Partai Komunis Revolusioner, RCP, berjanji di media sosial mereka untuk membakar bendera AS demi "mengekspresikan ketidakpuasan mereka dengan sistem," kata Carl Dix, seorang anggota dari RCP.

"Ini bukan hanya apa yang mereka lakukan kepada orang kulit hitam, namun juga kepada imigran, perempuan," katanya kepada Time. Dix mengatakan ia datang ke Cleveland dari Baton Rouge, wilayah di mana terjadi penembakan polisi oleh seorang pria kulit hitam.

Matthew James, 30, asal Chicago, menyatakan ia mendengar soal rencana demonstrasi dan datang "sebagai pendukung." Dia berencana untuk merekam aksi protes dan memastikan bahwa "hak Amandemen Pertama setiap orang dihormati."

Sementara itu, sedikitnya 50 petugas polisi, beberapa di antaranya mengendarai kuda, berupaya menenangkan massa. "Ini hari yang panas, semua orang, mari kita tetap tenang," kata salah satu petugas berteriak berulang kali. "Semua orang tetap tenang," ujarnya.

Keberadaan polisi terlihat tak sebanding dengan jumlah demonstran. Polisi juga terpaksa menyeprotkan merica ke arah para demonstran untuk membubarkan diri.

Puluhan petugas polisi akhirnya membentuk lingkaran di sekitar demonstran untuk menjaga agar bentrokan pengunjuk rasa dan penentang demonstrasi tidak meluas.

Sekitar pukul 5 sore, massa berhasil dibubarkan dan persimpangan itu terlihat kembali tenang. Reuters melaporkan bahwa kepolisian Cleveland menahan 17 demonstran terkait aksi unjuk rasa ini. 

(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER