Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, dilaporkan tengah mempertimbangkan taipan migas asal Oklahoma, Harold Hamm, sebagai menteri energi jika ia terpilih ke Gedung Putih pada pemilu presiden 8 November mendatang.
Informasi ini diungkapkan oleh investor migas dan pemodal Partai Republik, Dan Eberhart kepada
Reuters, Rabu (20/7). Sumber yang dekat dengan kampanye Trump menyatakan kepada Eberhart bahwa Hamm, yang saat ini menjabat sebagai CEO untuk perusahaan energi Continental Resources, diduga kuat akan mengisi posisi menteri energi dalam kabinet Trump.
Jika benar, maka Hamm akan menjadi yang menter energi AS pertama yang ditarik langsung dari industri minyak dan gas sejak posisi menteri energi diciptakan dalam kabinet AS tahun 1977. Selama ini, menteri energi AS selalu berasal dari kalangan politisi maupun akademisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eberhart sendiri tengah membahas kemungkinan penunjukan dirinya untuk posisi tersebut dengan para pendonor di Konvensi Nasional Partai Republik di Cleveland pekan ini.
Tiga sumber lain yang dekat dengan kampanye Trump juga mengkonfirmasi bahwa Trump sedang mempertimbangkan Hamm untuk posisi tersebut. Salah satu sumber mengatakan ia pertama kali mendengar informasi ini pada Minggu (17/7).
Hamm, 70, merupakan salah satu orang terkaya di Amerika ketika usaha pengeboran minyak dan gas AS menjadi salah satu sektor utama AS selama satu dekade terakhir. Ia terkenal menggunakan teknologi hidrolik baru dalam pengeboran di North Dakota.
Kemungkinan penunjukkan Hamm sebagai menteri energi dibahas
pada acara penggalangan dana pribadi yang diselenggarakan oleh super PAC pendukung Trump, yang menamakan diri Great America PAC, di Cleveland, Senin (18/7).
Hamm berada dalam diskusi tersebut, bersama dengan para pendonor utama dari Foster Friess dan mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Ben Carson, menurut salah satu sumber Reuters.
Selain Hamm, belum ada nama lainnya yang mencuat untuk posisi menteri energi kabinet Trump. Hingga saat ini, tim kampanye Trump maupun juru bicara Hamm belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini.
Siapapun yang akan menjabat sebagai menteri energi AS akan dihadapkan dengan sederet tantangan, salah satunya adalah memajukan keamanan dan teknologi dalam sektor energi AS, serta berurusan dengan pembuangan limbah nuklir.
Penunjukkan Hamm sebagai menteri energi diperkirakan akan menuai protes dari para aktivis lingkungan namun disambut baik oleh pendukung Trump dari jajaran pelaku usaha migas dan energi lainnya.
Hamm sendiri dijadwalkan akan tampil dan berpidato di atas panggung konvensi pada malam ketiga, Rabu (20/7).
Trump hingga kini belum membuat pengumuman soal siapa saja calon kuat yang akan mengisi berbagai posisi di kabinetnya. Namun, Trump selama ini dikelilingi oleh pendukungnya dari jajaran pelaku usaha energi konvensional seperti minyak, gas dan batu bara.
Trump sendiri berjanji akan mengubah kebijakan lingkungan yang diterapkan pada masa kepemimpinanan Presiden Barack Obama dan akan meningkat pengeboran dan pertambangan jika terpilih.
Janji Trump itu bersebrangan dengan saingannya, Hillary Clinton dari Partai Demokrat, yang berjanji akan meningkatkan kebijakan lingkungan dan penggunaan bahan bakar terbarukan untuk memerangi perubahan iklim, jika ia terpilih.
(ama)