Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang penggunaan sebutan kehormatan untuk dirinya sendiri atau menteri kabinetnya. Langkah ini dinilai bertujuan untuk memperkuat gaya kepemimpinanya yang sederhana.
Dilaporkan
Reuters, Kamis (21/7), Duterte menyetujui kebijakan baru ini sejak 15 Juli lalu dan meminta agar dirinya dipanggil dengan nama jabatannya, yakni 'presiden'. Sementara untuk para pejabat di kabinetnya, Duterte meminta rakyat Filipina untuk menyebut mereka 'menteri'.
Langkah ini diduga akan disambut oleh para pendukung Duterte, yang mengantarkannya ke kursi kepresidenan Filipina pada akhir Juni lalu, menggantikan mantan presiden Benigno Aquino II. Kemenangan Duterte juga dinilai menghapus 'politik dinasti' dalam perpolitikan Filipina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara presiden Filipina Ernesto Abella menyatakan kebijakan itu dimaksudkan untuk melestarikan gaya kepemimpinan yang populis.
"Dia mendorong komunikasi yang tak terlalu formal," kata Abella.
Duterte memang terkenal dengan gaya pakaian yang sederhana, menolak memakai dasi, dan gaya bicara yang ceplas-ceplos, namun di beberapa kesempatan, komentarnya dinilai kontroversial dan kasar.
Meskipun ia kini sudah menjabat sebagai presiden, Duterte masih lebih suka dipanggil "Wali Kota", menurut pernyataan istana kepresidenan. Pasalnya, sebelum menjadi presiden, Duterte menjabat sebagai Wali Kota Davao selama lebih dari dua dekade, dan terkenal atas ketegasannya memberantas kriminalitas.
Baru tiga pekan menjabat, Duterte dijadwalkankan memberikan pidato pertamanya pada Senin (25/7) mendatang. Perhelatan pidato pertama presiden Filipina umumnya berlangsung mewah. Namun, Duterte memerintahkan acara tahun ini diselenggarakan dengan anggaran yang minim, tamu yang jauh lebih sedikit dan tak mengenakan pakaian yang terlalu formal.
(ama)