Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina Meminta China untuk menghormati putusan pengadilan arbitrase permanen (PCA) yang menolak klaim China di Laut China Selatan.
“Menteri Luar Negeri Filipina [Perfecto] Yasay akan mendiskusikan konteks pendekatan Filipina yang damai dan berdasar hukum di Laut China Selatan dalam agenda ASEM dan kebutuhan bagi pihak-pihak untuk menghormati keputusan terbaru,” bunyi pernyataan dari kementerian luar negeri Filipina pada Kamis (14/7), seperti dikutip
Inquirer.
ASEM adalah konferensi tingkat tinggi Asia-Eropa yang akan dimulai Jumat besok di Mongolia, dan juga akan dihadiri oleh Perdana Menteri China Li Keqiang.
Selasa kemarin, PCA yang berbasis di Den Haag menolak klaim nine-dash line China yang mencakup sekitar 85 persen wilayah perairan Laut China Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tak ada dasar hukum bagi China untuk mengklaim hak berdasarkan sejarah terhadap sumber daya di wilayah perairan yang termasuk di dalam 'nine-dash line,'" demikian bunyi keputusan PCA.
China menolak putusan tersebut, dan menyatakan bahwa hasilnya tidak sah dan tidak mengikat. Pada Senin lalu, China mengatakan bahwa soal sengketa maritim tak akan masuk dalam agenda ASEM karena menganggapnya tak pantas.
Pernyataan terbaru dari Yasay ini berubah dari pernyataan awalnya setelah putusan PCA keluar. Ketika itu, ia mengatakan bahwa Filipina menyambut putusan, namun tidak menyerukan China untuk menghormati atau tunduk akan putusan tersebut.
Filipina mengajukan gugatan terhadap China ke PCA pada 2013. Hubungan bilateral kedua negara memburuk sejak itu.
(stu)