Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Tayyip Erdogan memerintahkan penutupan ribuan sekolah swasta, lembaga amal dan institusi lain lewat sebuah dekrit setelah mengumumkan Turki dalam status darurat menyusul percobaan kudeta militer.
Sekolah dan institusi tersebut diduga otoritas berkaitan dengan ulama Fethullah Gulen yang dituding Ankara berada di balik upaya kudeta dan kini berada di pengasingan di California, AS. Gulen sendiri membantah bertanggung jawab dalam percobaan kudeta yang menewaskan 264 orang tersebut.
Dekrit pertama Erdogan yang ditandatangani pada Sabtu kemarin memerintahkan penutupan 1.043 sekolas swasta, 1.229 lembaga amal dan yayasan, 19 serikat dagang, 15 universitas dan 35 institusi medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parlemen Turki harus terlebih dulu menandatangani dekrit tersebut, namun ini tak akan menjadi masalah karena partai AK Erdogan merupakan mayoritas.
Otoritas Turki juga menahan keponakan Gulen. Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa keponakan Gulen, Muhammed Sait Gulen, ditahan di kota sebelah utara Turki, Erzurum, dan akan dibawa ke Ankara untuk diinterogasi. Ia diduga akan ditahan atas dugaan menjadi anggota organisasi teroris.
Sait Gulen adalah anggota keluarga Gulen yang pertama ditahan sejak upaya kudeta.
Otoritas Turki selain itu menahan pula ajudan kunci Gulen. Halis Hanci, disebut sebagai tangan kanan Gulen, menurut pihak berwenang memasuki Turki dua hari sebelum upaya kudeta pecah Sabtu pekan lalu.
Hasan Karakus, pilot yang mengebom komando pasukan khusus di Ankara dan menewaskan 42 polisi, juga ditangkap di Turki.
Menyusul upaya kudeta, spanduk-spanduk digantungkan di jembatan, stasiun kereta, serta papan iklan di seputar Istanbul dengan tulisan “Hakimiyet Milletindir” (Rakyat Berkuasa).
[Gambas:Video CNN]Bus publik dan mobil-mobil pribadi ditempel stiker bendera Turki. Transportasi publik juga digratiskan sejak Erdogan menyerukan orang-orang turun ke jalan pada Sabtu lalu, hingga Minggu (24/7).
Namun Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan bahwa Turki saat ini tidak berencana memperpanjang status darurat lebih dari tiga bulan, meski kemungkinan itu ada jika memang diperlukan.
“Tujuan kita adalah agar tidak diperpanjang, namun jika dibutuhkan tentu saja akan diperpanjang,” kata Yildirim dalam wawancara dengan televisi ATV.
Yildirim juga mengatakan beberapa orang yang terlibat dalam upaya kudeta masih belum ditangkap, yakni 15 orang yang menyerang hotel di mana Erdogan menginap dan beberapa orang yang melarikan diri ke Yunani.
Seperti dilansir Anadolu, dekrit Erdogan juga memperpanjang batas maksimal seseorang bisa ditahan, dari yang sebelumnya hanya empat hari, menjadi 30 hari, demi investigasi terkait kudeta.
Erdogan, yang berkuasa sejak 2003, pada Rabu lalu mengumumkan status darurat untuk memungkinkan pihak berwenang menyapu orang-orang yang terlibat kudeta hingga ke akar-akarnya.
(stu)