Jakarta, CNN Indonesia -- Korban tewas bom bunuh diri di gerbang markas penjaga perdamaian Uni Afrika di Mogadishu, Somalia, bertambah menjadi 13 orang. Kelompok militan al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
“Setidaknya 13 orang—sebagian besar pasukan keamanan—tewas dalam dua ledakan bom,” dan 12 orang lain terluka, kata polisi Abdiqadir Omar.
Polisi mengatakan pengebom bunuh diri pertama meledakkan bom mobil dan yang kedua mencoba meledakkan bom dengan berlari masuk ke pangkalan, namun ia ditembak dan meledak di gerbang.
Ledakan bom pada Selasa (26/7) tersebut memecahkan kaca jendela bandara di dekatnya, dan membuat penerbangan ditunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami disambut dua ledakan besar. Kaca di bangunan bandara menimpa kami,” kaya Ali Nur, yang baru saja turun dari pesawat dari Nairobi.
Al-Shabaab yang berafiliasi dengan al-Qaidah menyerang pasukan Uni Afrika atau AMISOM secara reguler, yang memiliki sekitar 22 ribu personel militer dari Uganda, Kenya, Ethipia, dan negara Afrika lain yang bertugas membantu pemerintah dan militer Somalia.
Kekacauan di Somalia dimulai sejak awal 1990-an, menyusul digulingkannya diktator Mohamed Siad Barre.
AMISOM sendiri melalui Twitter menyatakan mengutuk "serangan tak berperikemanusiaan yang bertujuan mengganggu dan merusak kehidupan warga di Somalia."
(stu)