Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS mengklaim menjadi dalang di balik dua bom bunuh diri yang merenggut setidaknya 35 nyawa dan melukai 170 orang lainnya di Qamishli, kota di Suriah yang berbatasan dengan Turki.
State TV melaporkan bahwa salah satu ledakan pada Rabu (27/7) itu berasal dari bom mobil dan yang lainnya dibawa menggunakan motor.
Syrian Observatory for Human Rights juga melaporkan bahwa salah satu bom meledak di dekat markas keamanan pemerintahan Kurdi yang mengontrol sebagian besar wilayah Provinsi Hasaka, di mana Qamishli terletak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan
Reuters, stasiun televisi itu juga menayangkan cuplikan salah satu ledakan itu, memperlihatkan dampak kerusakan yang besar terhadap gedung-gedung sekitarnya. Puing-puing berserakan di jalan dan kepulan asap membubung ke langit.
Begitu kuatnya salah satu ledakan, kaca-kaca di pertokoan Kota Nusaybin, Turki, pun pecah. Dua orang di Nusaybin bahkan dilaporkan terluka.
Dengan klaimnya, ISIS menyatakan bahwa target dari serangan ini adalah pasukan keamanan Kurdi. Belakangan ini, ISIS memang menggempur milisi YPG Kurdi dan sekutunya di Hasaka dan Aleppo.
Pada April lalu, sebuah bom bunuh diri menewaskan enam anggota internal pasukan keamanan Kurdi yang dikenal dengan nama Asayish.
Pada Juli, bom bunuh diri dari ISIS juga menewaskan setidaknya 16 orang di Hasaka.
Tahun lalu, YPG berhasil merebut sebagian besar wilayah kekuasaan ISIS di utara Suriah. YPG juga ikut serta dalam pasukan yang didukung koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat untuk menggempur ISIS hingga ke dekat perbatasan Turki.
(den)