Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Direktur lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA, Leon Panetta, mengatakan bahwa seruan calon presiden Partai Republik Donald Trump kepada Rusia untuk meretas email Hillary Clinton sudah tak bisa lagi diterima.
“Pernyataan semacam itu hanya menunjukkan ia betul-betul tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden Amerika Serikat,” kata Panetta dalam wawancara ekslusif dengan Christiane Amanpour dari
CNN.
Sebelumnya, Trump menyerukan Rusia untuk menemukan puluhan ribu email Clinton yang sudah resmi menjadi capres dari Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Rusia, jika Anda mendengarkan, saya harap Anda bisa menemukan 30 ribu email yang hilang,” kata Trump dalam konferensi pers di Florida pada Rabu (27/7). “Saya kira Anda kemungkinan akan diberi penghargaan oleh pers kami.”
Panetta, yang juga mantan menteri pertahanan dan pernah menjadi kepala staff Presiden Bill Clinton dan Barack Obama, mengaku tercengang oleh pernyataan Trump.
“Ini di luar pemahaman saya soal tanggung jawab seorang kandidat untuk setia kepada negara mereka dan hanya kepada negara mereka, tidak untuk mencari seseorang seperti Putin dan Rusia, dan mencoba untuk mengajak mereka dalam upaya untuk, melakukan konspirasi terhadap partai lain,” ujar Panetta.
“Anda kini punya kandidat presiden yang faktanya meminta Rusia untuk ikut serta dalam politik Amerika dan saya mereka itu tak dapat diterima,” tambahnya.
Trump sendiri merujuk pada skandal email Clinton ketika ia menjadi menlu pada 2009-2013, ketika ia menggunakan email pribadi dan bukannya email resmi kementerian. Tahun lalu, setelah masalah itu mencuat ke permukaan, Clinton menyerahkan ribuan email ke pihak berwenang AS, namun tak menyerahkan 30 ribu email lain yang menurutnya personal dan tidak terkait pekerjaannya.
(stu)