Kebakaran di Rumah Sakit Baghdad, 13 Bayi Prematur Tewas

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 11 Agu 2016 15:07 WIB
Tiga belas bayi prematur yang baru lahir tewas dalam kebakaran di Rumah Sakit Yarmuk di Baghdad pada Rabu (10/8) dini hari.
Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu tiga jam untuk memadamkan kobaran api di rumah sakit Yarmouk. (Reuters/Thaier Al-Sudani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga belas bayi prematur yang baru lahir tewas dalam kebakaran di Rumah Sakit Yarmuk di Baghdad pada Rabu (10/8) dini hari, diduga karena kesalahan pada jaringan listrik.

Anggota parlemen yang sebelumnya mengurus direktorat kesehatan di Baghdad, Hani al-Okabi, mengatakan bahwa sebelas atau 12 bayi bersama 29 wanita diselamatkan dari Yarmuk itu dan ditransfer ke rumah sakit lain.

Petugas pemadam kebakaran akhirnya membutuhkan waktu tiga jam untuk memadamkan kobaran api. Pasalnya, Yarmuk merupakan salah satu rumah sakit besar dengan fasilitas perawatan gawat darurat lengkap di bagian barat ibu kota itu.
Banyak orangtua pun tak percaya insiden ini dapat terjadi, salah satunya adalah Shaima Hussein yang merasa kecewa karena tidak diberi kesempatan untuk menyelamatkan bayinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses kelahiran putra saya sangat sulit. Saya datang untuk membawa susu bubuk untuknya, dan kemudian semua ini terjadi. Mereka memutus listrik dan menutup pintu," tuturnya kepada Reuters.

Sementara itu, Hassan Omar juga mengaku kecewa lantaran pihak rumah sakit tidak memberikan informasi mengenai keadaan bayi kembarnya. Rumah sakit malah meminta tes DNA untuk meemeriksa apakah bayi Omar juga menjadi korban.

"Saya pergi ke rumah sakit lain, mereka juga tidak di sana. Jadi, di mana mereka?" tanya Omar.
Hingga kini, otoritas masih menyelidiki penyebab kebakaran. Namun, Menteri Kesehatan Irak, Adila Hamoud, sudah mengundurkan diri pada Rabu malam terkait insiden ini.

Hamoud sebelum mundur telah mengumumkan pemecatan direktur rumah sakit Yarmouk. Insiden ini mempertajam tudingan publik akan adanya korupsi dan kelalaian manajemen negara.

Foto yang beredar di jejaring sosial menunjukkan rumah sakit itu terlihat terbengkalai dengan kecoak berhamburan dari ubin yang pecah, tempat sampah penuh, toilet kotor, dan pasien bergeletakan di tandu.

Kerabat salah satu pasien yang meninggal karena meningitis baru-baru ini bahkan mengatakan bahwa ia pernah melihat kecoak di masker oksigen. "Sangat kotor. Kami bahkan harus membawa seprai sendiri," katanya.

Tiga belas tahun setelah invasi Amerika Serikat untuk menggulingkan Saddam Hussein, negara Arab yang kaya minyak ini memang masih mengalami kesulitan listrik, air, rumah sakit, dan sekolah.

Korupsi memperburuk perekonomian Irak yang sudah hancur karena menurunnya harga minyak dan besarnya biaya melawan ISIS.

Indeks korupsi Irak pun jeblok. Dari 168 negara, Irak menempati posisi 161 dalam daftar Transparency International.

Perdana Menteri Haider al-Abadi sudah mencoba lebih dari dua tahun untuk memangkas korupsi di Irak, tapi mendapatkan tekanan dari banyak elite politik. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER