Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 15 dari 35 dokter terakhir di Aleppo timur, kota di Suriah yang dikuasai pemberontak, menulis surat kepada Presiden Barack Obama dengan permohonan yang mendesak agar ia melakukan intervensi dengan menghentikan serangan udara yang menargetkan berbagai rumah sakit di kota yang terkepung oleh angkatan udara Suriah dan Rusia.
"Kita tidak perlu tangisan atau simpati atau bahkan doa: kami sangat membutuhkan sebuah zona bebas dari pemboman di Aleppo Timur, penghentian serangan, dan aksi internasional untuk memastikan Aleppo tidak pernah dikepung lagi," tulis para dokter, dikutip dari
The Guardian, Kamis (11/8).
Surat ini ditulis menyusul pengumuman dari Rusia bahwa mereka berjanji akan menangguhkan serangan udara di sepanjang Aleppo selama tiga jam per hari. Janji yang dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Rusia ini rencananya akan mulai diberlakukan pada Kamis, sehingga bantuan kemanusiaan bisa disalurkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat yang ditulis bersama oleh para dokter ini mendesak presiden AS "untuk bertindak sekarang menghentikan bom yang terus menghujani kota dan memastikan mereka tidak pernah dikepung lagi."
Dalam surat mereka, para dokter Suriah menulis, "Selama lima tahun, kami telah menghadapi banyak kematian setiap hari. Tapi sekarang kita menghadapi kematian dari seluruh wilayah. Selama lima tahun, kami menjadi saksi atas pasien yang tak terhitung jumlahnya, teman dan kolega yang menderita kekerasan, kematian akibat penyiksaan."
"Selama lima tahun, dunia menaruh perhatian namun memaparkan betapa 'rumitnya' Suriah, sementara tidak banyak melakukan upaya untuk melindungi kami," bunyi surat para dokter.
"Penawaran evakuasi terbaru dari rezim dan Rusia terdengar seperti ancaman terselubung untuk warga: melarikan diri sekarang atau menghadapi nasib?" bunyi surat itu.
Para dokter kemudian memaparkan bahwa bulan lalu terdapat 42 serangan terhadap fasilitas medis di Suriah, 15 di antaranya adalah rumah sakit di mana mereka bekerja. Mereka juga menyebutkan bahwa salah satu fasilitas medis diserang setiap 17 jam sekali, dan dokter dipaksa untuk membuat keputusan mengerikan, yakni membiarkan anak-anak meninggal karena kekurangan darah dan pasokan medis.
"Dengan kondisi seperti ini, pelayanan medis kami di Aleppo bisa hancur dalam satu bulan, menyebabkan 300 ribu orang tewas," ujar para dokter.
"Apa yang paling menyakitkan kami, sebagai dokter, adalah memilih siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati. Anak-anak terkadang dilarikan ke ruang gawat darurat dengan luka yang begitu parah sehingga kami harus memprioritaskan korban dengan peluang [hidup] yang lebih baik, dan terkadang kami tidak memiliki peralatan untuk membantu mereka," kata para dokter memaparkan.
"Dua pekan lalu, empat bayi yang baru lahir terengah-engah berupaya bernafas namun akhirnya mati lemas setelah ledakan memotong pasokan oksigen ke inkubator mereka. Hidup mereka berakhir sebelum dimulai," tulis para dokter.
Apa yang paling menyakitkan kami, sebagai dokter, adalah memilih siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati.Sejumlah dokter terakhir di Aleppo, Suriah |
Mereka memperingatkan Obama bahwa "kecuali jalur evakuasi ke Aleppo dibuka secara permanen, hanya soal waktu sampai kami dikepung lagi oleh pasukan rezim, kelaparan dan perlengkapan rumah sakit habis," tulis mereka.
"Kami tidak perlu memberitahu Anda bahwa menargetkan rumah sakit secara sistemis yang dilakukan oleh rezim Suriah dan pesawat tempur Rusia adalah kejahatan perang. Kami tidak perlu memberitahu Anda bahwa mereka melakukan kekejaman di Aleppo," bunyi surat itu.
Pasukan Suriah dilaporkan menargetkan sejumlah fasilitas medis di bagian timur kota dalam upaya untuk meneror 250 ribu hingga 300 ribu warga yang terkepung di dalam kota untuk menyerah, atau terancam kelaparan dan harus melarikan diri.
Beberapa dokter menolak menandatangani surat tersebut karena mereka tidak punya keinginan untuk meluncurkan permohonan lagi kepada Barat. Nama-nama para dokter yang terdapat dalam surat itu belum terverifikasi. Namun, kesaksian mereka dalam surat itu mendukung sejumlah bukti yang diberikan oleh dokter AS untuk PBB setelah melakukan kunjungan kerja ke rumah sakit Aleppo dalam dua pekan terakhir .
Aleppo adalah kota terbesar kedua di Suriah dan memiliki kepentingan simbolis untuk atas revolusi Suriah. Jika berhasil direbut kembali oleh pasukan rezim, maka akan semakin menguatkan posisi Presiden Bashar al-Assad yang mendapat dukungan militer dari Rusia.
(ama/stu)