Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri terus mengikuti perkembangan situasi di Thailand yang diguncang rangkaian ledakan sejak Kamis (11/8) malam. Hingga kini, Kemlu tidak menerima laporan adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban.
"Sedang mengikuti perkembangan. Informasi saat ini, belum ada informasi WNI jadi korban. Saat ini, ada sekitar 3.600 WNI di Thailand," ujar juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, kepada
CNN Indonesia.com, Jumat (12/8).
Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha, sudah memerintahkan peningkatan keamanan di berbagai belahan negara untuk mencegah terjadinya insiden susulan.
Rangkaian insiden ini bermula pada Kamis tengah malam, ketika dua bom meledak di kawasan wisata di Hua Hin, merenggut satu nyawa dan melukai 21 orang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hari yang sama, meledak pula satu bom di Provinsi Trang dan menelan satu korban nyawa serta melukai tujuh orang lainnya.
Berselang beberapa jam setelahnya, tepatnya Jumat (12/8) pagi, bom kembali meledak di resor tepi pantai di Hua Hin, melukai tiga orang.
Di pagi yang sama,
Channel NewsAsia melaporkan adanya ledakan di Pantai Patong, Phuket, salah satu tujuan turis paling tenar di Thailand.
Media lokal Thailand,
The Nation, melaporkan bahwa petugas penjinak bom juga sedang dikerahkan untuk memusnahkan bom lain di Pantai Loma yang terletak di dekat Patong.
Sebelumnya, di pagi yang sama, dua bom juga mengguncang Provinsi Surat Thani, merenggut satu nyawa dan melukai empat orang lainnya.
Kepolisian Thailand menyebut kejadian tersebut berkaitan dengan peristiwa politik dalam negeri. Thailand baru saja menggelar referendum untuk mengadopsi konsitutsi yang disokong militer.
Seperti dilansir
Reuters, ledakan semacam ini sudah biasa terjadi di bagian selatan Thailand yang mayoritas penduduknya merupakan umat Muslim. Sejak 2004, pemberontakan terjadi di tanah ini dan sudah menewaskan lebih dari 6.500 orang.
Namun menurut beberapa pengamat, Hua Hin sendiri jauh dari zona konflik. Selain itu, serangan juga biasanya menyasar pasukan keamanan, bukan turis.
Juru bicara pemerintah, Sansern Kaewkamnerd, mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengidentifikasi tersangka atau otak dari rangkaian insiden ini, tapi ia menjamin bahwa petugas akan mengadili orang yang bertanggung jawab atas serangan ini.
Sementara itu, Sansern meminta warga tetap waspada dan melapor kepada petugas jika melihat hal yang mencurigakan.
(ama)