Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan Fidel Castro di muka publik termasuk hal langka. Tapi pada malam ulang tahunnya yang ke-90, Sabtu (13/8) sang pemimpin revolusi menampakkan diri. Ia berterima kasih kepada seluruh masyarakat Kuba atas doa baik mereka.
Perayaan ulang tahun Castro begitu meriah. Mengutip Reuters, ribuan orang berdansa di Malecon Boulevard, Havana sepanjang Jumat hingga Sabtu lalu. Musik latin dimainkan. Pesta jalanan raksasa dengan
live band diselenggarakan.
Lagu
Happy Birthday dimainkan untuk Castro tepat di tengah malam. Kembang api diletuskan, menjadi pemandangan indah di daerah pesisir itu. Teater anak pun dipentaskan, menceritakan kisah hidup Castro. Sang tokoh kiri baru datang belakangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia duduk di bangku terdepan di gedung teater Karl Marx. Di sampingnya ada Raul Castro, sang adik yang dilimpahinya kekuasaan pada 2008 karena alasan kesehatan. Datang dan duduk bersamanya pula, Presiden Venezuela Nicolas Manduro.
Itu sebenarnya bukan kemunculan perdana Castro. April lalu ia pernah membuat kejutan dengan hadir di Kongres Partai Komunis. Beberapa waktu lalu Castro juga menulis opini di media massa yang dikelola negara, menyinggung Amerika Serikat.
"Saya hampir tertawa tentang rencana Machiavellian untuk presiden AS," ia menulis. Castro juga menyinggung Presiden Barack Obama yang baru-baru ini mengunjungi Kuba setelah 88 tahun. Castro mengomentari pidato Obama pada Mei lalu, soal kunjungannya ke Hiroshima, Jepang.
"Dia tak punya kata-kata untuk meminta maaf karena sudah membunuh ratusan bahkan ribuan orang," demikian Castro menulis. Soal kunjungan Obama ke Kuba pun, tak lepas dikomentarinya. Menurutnya Obama hanya mengobral 'janji manis.'
Sebagian masyarakat Kuba menganggap pemikiran Castro sudah tak lagi relevan dengan masa kini. Kebijakan Raul lebih dihargai, mengingat ia lebih realistis dengan membuka negosiasi dengan AS setelah lebih dari setengah abad berkonfrontasi.
Meski sebagian menyebutnya pragmatis, Raul diapresiasi karena mengenalkan gaya baru untuk negara yang didominasi pemerintah itu. Ia meningkatkan kebebasan personal, salah satunya dengan memberikan hak bepergian ke luar negeri.
Soal kepemimpinan sang adik, Castro pernah menulis dalam kolom, "Dia [sang ayah] sedikit menderita. Tiga anak laki-lakinya, yang ke-dua dan ke-tiga absen dan jauh, keduanya menepati tugas mereka dalam aktivitas-aktivitas revolusioner."
Castro tahu, cepat atau lambat ia harus digantikan. Tentu oleh Raul. Kondisi 'cepat atau lambat' yang ia maksud, adalah jika sesuatu buruk menimpanya. Misalnya, tulisnya, AS berhasil membunuhnya.
Meski 'kolot,' sebagian masyarakat Kuba pun masih berharap pada Castro. Menurut mereka, Castro bisa membawa Kuba melampaui dominasi AS, mendapat taraf pendidikan lebih baik, serta perawatan kesehatan gratis secara universal.
"Fidel adalah hal terbaik yang dimiliki negara kami," kata Aldo Zamora, salah satu warga Kuba. Pria 40 tahun itu bukan politikus, bukan pula aktivis revolusi. Ia hanya penjual balon berbentuk binatang dan berwarna-warni di pesta di Malecon.
Harapannya untuk Kuba membubung bersama kembang api di perayaan ulang tahun Castro.
(rsa)