Jakarta, CNN Indonesia -- Handika Lintang Saputra, warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan Aparat Keamanan Turki sejak 3 Juni 2016 dikenal sebagai sosok pelajar yang cerdas, sehingga banyak kalangan menganggap tudingan pemerintah Turki bahwa Handika terafiliasi Kelompok Gulen terlalu jauh.
Sebelum melanjutkan pendidikan di Universitas Gaziantep, Handika merupakan seroang pelajar SMA Semesta Bilingual Boarding School di Gunung Pati, Kota Semarang. Selama belajar di Sekolah Semesta, putra pasangan Basuki Raharjo dan Supartiningsih, warga Wonosobo, Jateng ini selalu memperoleh nilai yang memuaskan.
Bahkan, khusus untuk pelajaran Matematika, Handika selalu memperoleh nilai 100 sehingga dia dikirimkan untuk mengikuti Olimpiade Matematika Nasional yang menghantarnya menjadi juara pertama. Atas prestasinya ini, Handika akhirnya mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Turki untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Gaziantep, Turki.
"Kami yakin betul Handika tidak terlibat organisasi atau kelompok terlarang. Dia anak yang cerdas, alumni kami yang menorehkan prestasi", kata Kepala Sekolah SMA Semesta Moh.Haris kepada
CNN Indonesia.com, Senin (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan sang Kepala Sekolah, beberapa rekan Handika alumni SMA Semesta juga ikut membantah tuduhan yang dilontarkan Pemerintah Turki tersebut. Bahkan, apa yang dilakukan oleh aparat keamanan Turki sudah keterlaluan.
"Bagi kami ini sudah keterlaluan. Belum ada bukti kuat yang menunjukkan Handika terlibat kelompok Gulen. Kami menduga ini justru sudah masuk intervensi atau balas dendam dari Presiden Recep Ordogan," kata Husein Abdilah, teman Handika.
Husein mengungkapkan dirinya dan sejumlah rekannya akan melakukan upaya ke Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Pendidikan RI serta Kedutaan Besar Indonesia di Turki untuk melakukan mediasi atau pembebasan Handika dari sel tahanan di Turki.
"Kami dan rekan-rekan akan melakukan upaya ke Kemenlu, Kemendikbud dan Kedubes disana agar Handika bisa cepat dikelurkan", kata Husein.
Sebelum terkuaknya kabar penangkapan Handika, Pemerintah Turki sempat meminta Pemerintah Indonesia untuk menutup 9 sekolah yang dianggap terafiliasi Kelompok Pemberontak Fetulah Gulen. Salah satu dari sembilan sekolah tersebut adalah Sekolah Semesta Bilingual Boarding School di Semarang.
(ama/stu)