Bom di Bandara Istanbul, Singapore Airlines Putar Balik

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 11:22 WIB
Singapore Airlines yang lepas landas menuju Istanbul memutar arah kembali ke Singapura setelah mendapatkan laporan adanya serangan bom di Bandara Ataturk.
Ilustrasi. (Singapore Airlines via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Singapore Airlines (SIA) penerbangan SQ392 yang lepas landas menuju Istanbul memutar arah kembali ke Singapura setelah mendapatkan laporan adanya serangan bom bunuh diri di Bandara Ataturk pada Selasa (28/6).

Penerbangan itu lepas landas dari Terminal 3 Bandara Changi pada Rabu (29/6) pukul 02.01 waktu setempat dan dijadwalkan mendarat di Istanbul pada 07.45 waktu Turki.

Juru bicara SIA mengonfirmasi bahwa penerbangan itu akhirnya putar arah karena penutupan sementara bandara Ataturk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Singapore Airlines turut berduka atas ledakan di bandara Istanbul pagi ini," demikian bunyi pernyataan resmi SIA.

Channel NewsAsia memberitakan bahwa kini pesawat itu dalam perjalanan kembali ke Singapura dan diperkirakan tiba pada 10.50 waktu setempat.

Setelah Bandara Ataturk dibuka kembali, SIA memastikan bahwa penerbangan dengan 201 penumpang dan 14 kru itu dijadwalkan lepas landas menuju Turki pada 12.30. Pihak SIA memperkirakan pesawat itu akan tiba pukul 18.00 waktu Istanbul.

Insiden ini sempat mengacaukan sejumlah penerbangan. Pasalnya, Ataturk merupakan bandara tersibuk ketiga di Eropa.

Menurut laporan kepolisian Turki, dua orang pelaku bom bunuh diri itu awalnya melepaskan tembakan di dekat pos pemeriksaan di pintu masuk bandara.

Polisi pun berupaya menghentikan mereka. Namun sebelum berhasil dilumpuhkan, mereka meledakkan diri dan menewaskan 36 orang.

Hingga kini, belum diketahui siapa dalang di balik serangan ini. Namun, Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri kemungkinan merupakan militan ISIS.

"Temuan awal dari pasukan keamanan kami menunjukkan ISIS sebagai pelaku serangan teror ini. Meskipun indikasi menunjukkan ISIS, penyelidikan kami masih terus berlanjut," ujar Yildirim seperti dikutip Washington Post. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER