Yayasan Amal Clinton Sewa Perusahaan Keamanan Siber

Jakarta, CNN Indonesia -- Yayasan amal Hillary Clinton menyewa perusahaan keamanan siber FireEye untuk memeriksa sistem data mereka setelah melihat adanya indikasi peretasan.

Salah seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa hingga kini, belum ada pesan atau dokumen yang diretas dari Clinton Foundation beredar.

Pilihan Redaksi Giliran Anak Ronald Reagan Mengkritik Trump Tekan Trump, Clinton dan Tim Kaine Akan Rilis Data Pajak Trump Rencanakan Tes Ideologi Bagi Muslim yang Ingin Masuk AS Obama Imbau Demokrat Jangan Terlalu Yakin Clinton Menang Joe Biden Sebut Trump Tidak Layak Pegang Kode Bom Nuklir AS

Sumber lainnya serta dua pejabat keamanan Amerika Serikat mengatakan bahwa para peretas melakukan metode yang sama saat meretas sistem Komite Nasional Partai Demokrat, kantor kampanye Clinton, dan komite penggalang dana kongres Partai Demokrat.

Menurut sumber itu, peretas yayasan milik keluarga Clinton ini juga menggunakan teknik spear phishing atau penyebaran surat elektronik untuk mengakses jaringan data yang ada.

Teknik ini termasuk dengan membuat akun surel atau situs palsu untuk mendapatkan akses ke surel milik staf Clinton Foundation atau bahkan langsung ke yayasan itu.

Berbicara dengan syarat anonim, seorang pejabat AS mengatakan bahwa peretasan ini sama dengan teknik yang dilakukan oleh badan intelijen Rusia atau badan sewaaan mereka.

Hingga saat ini, pihak Clinton belum dapat dihubungi secara independen oleh Reuters. Sementara itu, FireEye mengatakan bahwa perusahaannya tidak dapat membicarakan masalah kliennya.

Serangan siber ini membuat beberapa pihak dalam Partai Demokrat dan tim kampanye khawatir karena peretas bisa saja mendapatkan surel atau pesan suara yang dapat digunakan untuk memperkuat kedudukan Partai Republik menjelang pemilu presiden mendatang di mana Clinton akan berhadapan dengan Donald Trump.

Pasalnya, Clinton Foundation juga memiliki akses langsung menuju Clinton dan asistennya ketika masih menjabat sebagai sebagai menteri luar negeri. 

Guna membahas cara terbaik untuk mengatasi serangan siber ini, Komite Kampanye Kongres Partai Demokrat mengadakan rapat tertutup pada Rabu (17/8).

Seorang sumber mengatakan bahwa agenda rapat tersebut di antaranya adalah rekomendasi bagi para staf dan pembuat kebijakan untuk mengganti nomor telepon dan alamat surel. (ama)