Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Malaysia bekerja sama dengan beberapa universitas dalam upaya memberantas pengaruh Islam radikal yang disebarkan kelompok militan ISIS kepada para mahasiswa.
Wakil Inspektur Jendral Polisi Malaysia Noor Rashid Ibrahim pada Minggu (21/8) mengungkapkan bahwa terdapat segelintir mahasiswa yang memiliki kecenderungan memiliki ideologi yang sama dengan kelompok teroris.
"Para mahasiswa tersebut mengekspresikan ketertarikan mereka pada kelompok teroris melalui media sosial seperti Facebook dengan menyukai dan membagikan postingan mereke (ISIS) ke akun pribadinya," ucap Noor dalam pidatonya pada upacara kelulusan Korps Sukarelawan Akademi Polisi, dikutip dari
Channel NewsAsia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noor menambahkan, "Kami akan memberikan penyuluhan kepada mereka secepatnya untuk mencegah semakin seriusnya keinginan mereka bergabung dengan kegiatan ISIS."
Sebagian besar perekrutan ISIS, menurut Noor, menargetkan para pemuda, terutama mereka yang mengalami konflik di rumah dan permasalahan sosial lainnya.
"Pihak berwenang sejauh ini sudah menahan sejumlah remaja yang teradikalisasi, bahkan yang masih berusia 16 tahun," katanya.
Noor menyatakan polisi semakin mengintensifkan kerja sama mereka dengan departemen agama setempat karena ISIS terus menggunakan isu agama dalam propagandanya.
"Para militan memanfaatkan penyebaran agama sesat dan ini harus diberikan perhatian lebih," kata Noor menegasakan.
Juli lalu, polisi Malaysia mengonfirmasi serangan ISIS pertama di Negeri Jiran itu. Serangan itu terjadi di Kelab Malam Movida pada 28 Juni lalu, ketika para pengunjung sedang bersiap menyaksikan pertandingan Euro 2016 antara Spanyol dan Italia. Serangan ini melukai delapan orang.
Hingga saat ini, kepolisian sudah membekuk 15 orang terkait serangan tersebut, termasuk dua tersangka yang diduga
melemparkan bom ke Movida. Dari 15 orang tersebut, dua di antaranya adalah personel kepolisian.
(ama)