Media China Tuding Foto Bocah Aleppo yang Terluka Palsu

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 23 Agu 2016 18:32 WIB
Media China menuding bahwa foto Omran Daqneesh, bocah Aleppo yang terluka, merupakan bagian dari propaganda perang oleh Barat.
Media China menuding bahwa foto Omran Daqneesh, bocah Aleppo yang terluka, merupakan bagian dari propaganda perang oleh Barat. (Reuters/Mahmoud Rslan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Media pemerintah China menuding bahwa rekaman dan foto Omran Daqneesh, bocah yang berhasil selamat dari serangan udara di Aleppo dan menjadi viral di media sosial, mungkin saja merupakan foto palsu dan digunakan sebagai bagian dari "propaganda perang" oleh Barat.

Omran menjadi perbicangan publik dunia sejak pekan lalu, ketika foto dan video yang memperlihatkan sang bocah yang baru berusia lima tahun ini duduk terdiam di dalam ambulans setelah berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara di Aleppo, Suriah.

Di foto itu, raut wajah Omran datar, tubuhnya diselimuti debu, kepalanya terluka dan darah mengucur di pipinya. Foto Omran kemudian menjadi simbol penderitaan warga Suriah akibat perang sipil berkepanjangan yang telah berlangsung lebih dari lima tahun. Awal pekan ini, terdapat laporan bahwa kakak Omran, Ali Daqneesh, dinyatakan meninggal dunia karena luka yang dideritanya.
"Pada pakar menduga bahwa [video] itu merupakan bagian dari propaganda perang, bertujuan untuk menciptakan alasan 'kemanusiaan' bagi negara-negara Barat untuk terlibat dalam [konflik] Suriah," kata penyiar saluran televisi milik negara, China Central Television (CCTV), dikutip dari The Telegraph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para pekerja bantuan tidak melakukan upaya penyelamatan dengan cepat dan malah dengan cepat mempersiapkan kamera mereka," kata sang penyiar yang tak diketahui identitasnya itu menambahkan.

Laporan CCTV tentang foto Omran Daqneesh ditulis dengan judul, "Adegan rekayasa? Berlebihan? Video ini dicurigai palsu."
CCTV juga menuduh bahwa fotografer untuk gerakan Pertahanan Sipil Suriah, yang mengambil foto Daqneesh saat itu, memiliki "kepentingan yang dipertanyakan." CCTV kemudian menyebutkan bahwa gerakan tersebut memiliki hubungan dengan Inggris.

"[Gerakan] ini mungkin terdengar seperti sebuah kelompok yang dibentuk oleh warga Suriah, namun sebenarnya dipimpin oleh sebuah organisasi bernama 'Crisis Rescue', yang pendirinya adalah seorang pejabat militer Inggris," bunyi laporan itu.

Ini bukan kali pertama media China menuding sejumlah foto yang viral adalah foto yang palsu. Sebelumnya, kantor berita Xinhua menuding bahwa rekaman video yang dirilis oleh pemerintah Tibet yang diasingkan merupakan video palsu.
Video itu menunjukkan seorang pria Tibet yang meninggal akibat luka karena tembakan dari polisi China pada sebuah kerusuhan tahun 2009.

Laporan CCTV juga telah menarik sejumlah kontroversi di masa lalu, meski media ini mengklaim membantu pemerintah melaksanakan kebijakan. CCTV sempat dituduh oleh kelompok advokasi pers karena menampilkan video "pengakuan terpaksa" dari para oposisi Beijing, yang termasuk petugas kemanusiaan dan seorang penjual buku asal Hong Kong.

Sementara itu, Rusia terus membantah meluncurkan serangan udara pada Rabu (17/8) lalu, yang menghancurkan bangunan tempat tinggal keluarga Omran.
Utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura memperkirakan per April korban tewas konflik di negara itu telah mencapai 400 ribu orang. Sebanyak 4,8 juta warga tercatat mengungsi dari Suriah, terserak di beberapa negara, seperti Turki, Libanon, Yordania, Mesir dan Irak. Sementara 6,6 juta lainnya masih di Suriah dan kehilangan tempat tinggal.

Rekaman video dan foto Omran yang menjadi viral mengingatkan publik akan foto serupa yang menampilkan Alan Kurdi, bocah Suriah yang jasadnya ditemukan di pantai kota Turki. Kurdi tewas setelah kapal yang membawa dia dan keluarganya untuk mengungsi ke Eropa terbalik.

[Gambas:Video CNN] (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER