Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa Turki sudah secara resmi meminta ekstradisi Fethullah Gulen, tapi bukan terkait dengan upaya kudeta militer seperti yang selama ini dirumorkan.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Turki meminta ekstradisi Gulen," ujar juru bicara Kemlu AS, Mark Toner, Selasa (23/8).
Selama ini, Kemlu AS mengatakan sedang memeriksa dokumen-dokumen dari Turki yang dijadikan bahan rujukan untuk menentukan bisa tidaknya Gulen diekstradisi. Gulen sendiri sedang berada di pengasingan di Pennsylvania.
Toner memastikan bahwa permintaan ekstradisi ini bukan terkait dengan kudeta militer yang gagal pada Juli lalu, melainkan karena tokoh agama itu memang dicari oleh otoritas Turki. Ia tak menjelaskan lebih lanjut mengenai alasan permintaan ekstradisi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gulen dituding oleh pemerintahan Tayyip Erdogan sebagai dalang di balik upaya kudeta militer yang menelan 246 korban nyawa tersebut.
Namun, Gulen menampik tuduhan tersebut. Ia malah menuding balik bahwa Turki bisa saja menggunakan tudingan itu untuk membungkam pihak-pihak yang bertentangan dengan pemerintah.
Selama ini, pemerintah Turki, termasuk Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu sudah memperingatkan bahwa hubungan negaranya dengan AS dapat terkena imbasnya jika permintaan untuk mengekstradisi Gulen tak terpenuhi.
Turki sendiri memegang peran penting dalam koalisi pimpinan AS untuk menggempur ISIS. Namun, AS mengatakan bahwa Turki harus memperlihatkan bukti jelas atas keterlibatan Gulen dalam upaya kudeta yang gagal pada bulan lalu.
(stu/stu)