Tak Terlibat Gerakan Gulen, Dua WNI di Turki Dibebaskan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 26 Agu 2016 09:51 WIB
Dua mahasiswa warga negara Indonesia yang ditangkap di Turki, Dwi Puspita Ari Wijayanti dan Yumelda Ulan Afrilian, akhirnya dibebaskan pada Kamis (25/8).
Iqbal (kanan) menuturkan bahwa kedua WNI itu diserahkan langsung oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara yang datang ke Kota Bursa, tempat para mahasiswa itu tinggal. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua mahasiswa warga negara Indonesia yang ditangkap di Turki, Dwi Puspita Ari Wijayanit dan Yumelda Ulan Afrilian, akhirnya dibebaskan pada Kamis (25/8).

"Keduanya dibebaskan setelah tidak terbukti memiliki kaitan dengan kelompok Hizmet/FETO yang ditengarai mendalangi kudeta 15/7 lalu," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, dalam pernyataan resminya, Jumat (26/8).

Iqbal menuturkan bahwa kedua WNI itu diserahkan langsung oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara yang datang ke Kota Bursa, tempat para mahasiswa itu tinggal.
Saat ini, kedua mahasiswi tersebut sudah berada di kediaman Duta Besar RI di Ankara, Wardana. "Mereka dalam keadaan sehat meski tampak kelelahan. Keduanya sudah sempat berbicara langsung dengan orang tua masing-masing melalui telepon," kata Wardana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua WNI ini ditangkap pada 11 Agustus lalu. Sebelumnya, Iqbal mengatakan bahwa pada awalnya mereka tidak termasuk dalam target penangkapan aparat keamanan Turki.

Namun, saat aparat keamanan melakukan penangkapan di salah satu rumah yang dikelola oleh Yayasan Gulen, kedua mahasiswi ini berada di lokasi dan memang mengakui tinggal di sana.

Sejak penangkapan tersebut, pemerintah terus melakukan pendekatan dengan pejabat tinggi Turki. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, bahkan sampai dua kali menelepon Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu.

Sejak kudeta militer yang berhasil digagalkan bulan lalu, pemerintah Turki memang tengah gencar melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak terkait gerakan Fethullah Gulen.
Usai upaya kudeta, lebih dari 35 ribu orang ditangkap, 17 ribu di antaranya resmi ditahan, serta puluhan ribu lainnya diskors atau diberhentikan dari lembaga militer, pendidikan, kepolisian, dan peradilan.

Dituding mendalangi kudeta yang menewaskan lebih dari 230 orang, Gulen menampik tuduhan pemerintah Turki tersebut, dan memperkirakan kudeta itu bisa saja direkayasa oleh rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan.

KBRI di Ankara pun terus menyampaikan imbauan agar WNI lebih berhati-hati dan menghindari kontak dengan orang yang terkait/terafiliasi dengan Gulen. Mereka juga diimbau untuk segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok terkait Gulen, termasuk PASIAD.

"KBRI terus berkomunikasi dengan Pemerintah Turki dalam rangka memastikan keselamatan seluruh WNI di Turki, khususnya para pelajar/mahasiswa penerima beasiswa Pasiad," tutur Iqbal.

Menurut Iqbal, saat ini ada sekitar 35 pelajar/mahasiswa penerima beasiswa Pasiad yang juga ditampung di kediaman Dubes RI di Ankara.

"Selain alasan keamanan, para WNI ditampung karena mereka sudah tidak lagi menerima uang beasiswa dari Yayasan PASIAD," katanya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER