Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi China meyakini bahwa mereka berhasil menangkap seorang pembunuh berantai terkenal yang dijuluki "Jack the Ripper"-nya karena caranya memutilasi 11 korban perempuan.
Kantor berita
China Daily melaporkan bahwa Gao Chengyong ditahan di toko kelontong yang dia operasikan bersama istrinya di Baiyin, Gansu, hampir tiga dekade setelah kasus pembunuhan pertamanya.
Kementerian Keamanan Publik China menyatakan bahwa Gao mengakui pembunuhan 11 orang di Gansu dan Mongolia Dalam pada periode 1988-2002.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gao biasanya menargetkan perempuan muda yang memakai baju merah, membuntuti mereka untuk kemudian diperkosa dan dibunuh.
Seperti dilansir
AFP, Gao biasanya menyayat leher korban sebelum akhirnya memutilasi mereka. Beberapa organ reproduksi korban dilaporkan hilang.
Kabar mengenai pembunuhan ini kian santer terdengar setelah beberapa laporan menyebutkan bahwa korban termuda Gao ternyata masih berusia delapan tahun.
"Pelaku memiliki kelainan seksual dan membenci perempuan," kata kepolisian pada 2004, saat mereka pertama kali mengungkapkan keterkaitan antara satu kasus dan pembunuhan lainnya yang ternyata dilakukan oleh Gao.
Kepolisian China pun menawarkan imbalan sebesar 200 ribu yuan atau setara Rp397,3 juta bagi yang dapat memberikan informasi mengenai keberadaan Gao.
"Dia tertutup dan tidak ramah, tapi sabar," kata kepolisian saat itu.
Jack the Ripper sendiri merupakan pembunuh berantai di timur London pada akhir era Victoria. Ia diyakini membunuh lima perempuan dan memutilasi beberapa di antaranya. Hingga saat ini tidak diketahui siapa Jack the Ripper sebenarnya.
(den)