Hampir 9.000 Pengungsi Anak Hilang di Jerman Tahun Ini

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 30 Agu 2016 17:02 WIB
Nyaris 9.000 pengungsi anak dilaporkan hilang di Jerman terhitung hingga 1 Juli, melonjak hampir dua kali lipat dari keseluruhan jumlah pada tahun lalu.
Ilustrasi imigran anak di Jerman. (Reuters/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nyaris 9.000 pengungsi anak dan remaja dilaporkan hilang di Jerman terhitung hingga 1 Juli, melonjak hampir dua kali lipat dari keseluruhan jumlah pada tahun lalu.

Kantor Kepolisian Kriminal Federal Jerman (BKA) mengungkapkan bahwa setidaknya 8.991 pengungsi anak di bawah 17 tahun kini sudah tidak memiliki kontak lagi dengan otoritas.

Menurut kepolisian, kebanyakan anak yang hilang sudah menginjak usia remaja. Namun, 867 di antaranya masih berusia di bawah 13 tahun. Namun, juru bicara BKA memastikan tidak semua anak yang menghilang itu dalam keadaan bahaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam banyak kasus, hilangnya anak-anak ini bukan kejadian tidak disengaja. Beberapa dari mereka pergi menemui orang tua, kerabat, atau teman di kota Jerman lain, bahkan negara Eropa lain," ujar juru bicara BKA seperti dikutip RT.

Juru bicara tersebut kemudian menjelaskan bahwa biasanya, anak-anak itu sudah bertemu dengan orang tua, tapi pihak keluarga tidak memberi keterangan kepada otoritas sehingga nama mereka masih tertera di basis data.

Selain itu, ada pula masalah pendaftaran nama ganda karena terkadang ada anak yang pindah ke daerah lain atau kehilangan kartu identitas. Ketika mendaftarkan diri ke daerah tujuan baru, sejumlah anak menggunakan ejaan nama berbeda sehingga terjadi pencatatan ganda dalam sistem imigrasi.

Dengan demikian, BKA memastikan bahwa kehilangan anak ini biasanya tidak terkait dengan tindakan kriminal. "Kami tidak memiliki bukti yang menunjukkan anak yang hilang itu berada di tangan pelaku kriminal," tuturnya.

Melalui pernyataan ini, juru bicara BKA juga menyanggah argumentasi perlunya hukum yang lebih ketat terhadap imigran agar menghindari kasus penyelundupan manusia.

Argumentasi ini mulai memanas ketika tahun lalu lebih dari 5.800 imigran anak dilaporkan hilang dan otoritas tidak dapat menjelaskan alasan di balik peristiwa tersebut. Tim intelijen mengatakan bahwa para perekrut kelompok militan bisa saja menargetkan anak-anak imigran.

Sementara itu, badan kepolisian Eropa, Europol, mengatakan pada awal tahun ini, lebih dari 10 ribu pengungsi anak tanpa pendamping hilang setelah tiba di Eropa. Dalam satu semeseter, mereka tak lagi merilis angka, tapi menyebut bahwa jumlah pengungsi anak yang hilang semakin tinggi. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER