Swedia Beri Rp42,7 Juta untuk Pencari Suaka yang Mau Pulang

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 26 Agu 2016 16:40 WIB
Pemerintah Swedia menawarkan dana sebesar 30 ribu krona atau setara Rp47,2 juta bagi pencari suaka yang mau kembali ke kampung halamannya.
Ilustrasi pencari suaka di Eropa. (Reuters/Laszlo Balogh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 10.655 orang membatalkan aplikasi pengajuan suaka dan hengkang dari Swedia dalam delapan bulan pertama di tahun 2016 karena berbagai alasan, termasuk tawaran uang dari pemerintah Stockholm jika mereka bersedia kembali ke tanah air masing-masing.

Kebijakan ini sebenarnya sudah diimplementasikan jauh sebelum gelombang pengungsi membanjiri Eropa, tepatnya pada 2013.

Berdasarkan kebijakan tersebut, pemerintah menawarkan dana sebesar 30 ribu krona atau setara Rp47,2 juta bagi individu yang mau kembali ke negaranya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, uang sebesar 75 ribu krona atau Rp118,1 juta bagi keluarga yang mau melakukan hal serupa.
Merujuk pada aturan kebijakan itu, uang baru dapat dicairkan setelah para pencari suaka keluar dari wilayah Swedia.

Selain itu, pemerintah Swedia juga memberlakukan sejumlah kebijakan lain yang mendorong para pencari suaka untuk membatalkan aplikasi pengajuan suaka mereka.

Hasilnya, jumlah permintaan pada Januari hingga Agustus 2016 pun berkurang hampir 50 persen dari tahun 2015.

"Kami menerima sinyal bahwa pencari suaka lelah dengan proses panjang dan melihat segala sesuatu tak seperti yang mereka bayangkan di Swedia," kata seorang ahli dari Badan Migrasi Swedia, Kristina Ranner seperti dikutip The Independent.

Sebelumnya, Swedia merupakan salah satu tujuan paling populer bagi pencari suaka dengan jumlah aplikasi melonjak dua kali lipat pada periode 2014-2015 hingga lebih dari 160 ribu.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam sektor perekonomian Swedia. Pasalnya, sekitar satu persen GDP Swedia justru jatuh ke tangan para pencari suaka. Gesekan antara para pencari suaka dan warga lokal pun tak terhindarkan.

Hasil jajak pendapat yang dirilis pada Februari lalu menunjukkan bahwa masalah imigrasi menjadi perhatian utama 40 persen warga Swedia. Sebagian besar dari mereka khawatir dengan keterbatasan sekolah, pengangguran, hingga kesejahteraan.

"Kebanyakan warga Swedia tidak rasis. Namun, ketika melihat ada perumahan khusus pencari suaka sementara mereka tak dapat bekerja dan tak dapat menjadi bagian dari masyarakat, timbul ketegangan. Ini adalah situasi berbahaya; banyak orang-orang yang tak punya tempat tinggal, tinggal di luar masyarakat," ujar Menteri Pekerjaan dan Integrasi Swedia, Ylva Johansson. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER