Milisi Kurdi dan Turki Sepakat Gencatan Senjata di Suriah

Amanda Puspita Sari/AFP | CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2016 10:00 WIB
Milisi Kurdi Suriah menyetujui inisiasi dari Amerika Serikat untuk menghentikan pertempuran melawan pasukan Turki di wilayah Suriah utara.
Sepanjang akhir pekan lalu, pasukan Turki menewaskan beberapa pejuang Kurdi sementara sejumlah tank Turki terus menerobos masuk ke pedalaman wilayah perbatasan Suriah. (Reuters/Umit Bektas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Milisi Kurdi Suriah menyetujui inisiasi dari Amerika Serikat untuk menghentikan pertempuran melawan pasukan Turki di wilayah Suriah utara.

Gencatan senjata diumumkan pada Selasa (30/8) secara terpisah oleh seorang pejabat pertahanan senior AS di Washington dan para pejuang Suriah yang didukung Kurdi. Namun Turki belum memberikan pernyataan soal apakah menyetujui atau menolak gencatan senjata ini.

"Dalam beberapa jam terakhir, kami telah menerima jaminan bahwa semua pihak yang terlibat akan berhenti menembak satu sama lain dan fokus pada ancaman ISIL," kata juru bicara Komando Pusat AS, Kolonel John Thomas, menggunakan istilah lain ISIS, dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kesepakatan yang rentan dan diharapkan berlangsung untuk setidaknya beberapa hari ke depan dengan harapan akan semakin kuat," kata Thomas.

Dia mengatakan militer Turki dan Pasukan Demokratis Suriah (SDF)--kelompok pemberontak yang melawan para jihadis--masing-masing telah membuka komunikasi dengan AS dan antara satu sama lain "dengan tujuan membatasi pertempuran."

Gencatan senjata itu dikonfirmasi oleh Dewan Militer Jarablus, kelompok yang didukung oleh Kurdi. "Kami menyepakati gencatan senjata dengan negara Turki melalui Amerika dan koalisi internasional yang memerangi ISIS," kata juru bicara dewan, Ali Hajo.

Turki melancarkan serangan lintas-perbatasan di Suriah utara sejak Rabu (24/8), bertujuan untuk membersihkan wilayah perbatasan dari militan ISIS maupun milisi Kurdi.

Sementara, etnis Kurdi telah membentuk wilayah semi-otonomi di utara dan timur laut Suriah. Unit Perlindungan Masyarakat Kurdi (YPG)--pasukan bersenjata Kurdi Suriah, menjadi sekutu utama dari pertempuran koalisi pimpinan AS menggempur ISIS. YPG juga merupakan komponen kunci dari SDF, yang terdiri dari beragam kelompok yang memerangi ISIS.

Ankara khawatir munculnya wilayah otonomi Kurdi di Suriah akan memperkuat kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang bermarkas di tenggara Turki. Kelompok yang kerap meluncurkan serangan dengan menargetkan petugas keamanan di Turki itu dianggap sebagai teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa.

Sepanjang akhir pekan lalu, pasukan Turki menewaskan beberapa pejuang Kurdi sementara sejumlah tank Turki terus menerobos masuk ke pedalaman wilayah perbatasan Suriah. Operasi militer ini kembali merenggangkan hubungan Washington dan Ankara. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER