Jakarta, CNN Indonesia -- Walikota sebuah kota pesisir di Perancis, bersikeras mempertahankan larangan burkini kendati aturan itu dianggap tidak sesuai dengan konstitusi Perancis.
Walikota Cogolin, Marc Etienne Lansade seperti dikutip
CNN, Selasa (30/8), menyerukan umat Muslim untuk mengikuti gaya hidup di kota tersebut, salah satunya dengan berbikini jika berada di pantai.
"Jika kalian tidak menerima cara hidup kami, jangan datang," kata Lansade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burkini adalah pakaian renang yang menutup seluruh tubuh dari kepala hingga kaki, biasanya digunakan oleh wanita Muslimah.
Larangan burkini diterapkan di beberapa kota Perancis, karena dianggap bentuk ekstremisme beragama dan tidak sesuai dengan paham sekularisme negara itu.
"Kalian harus berperilaku sebagaimana masyarakat di negara yang menerima kalian, sesederhana itu," lanjut Lansade.
"Jika kalian diterima di Roma--lakukan seperti bagaimana masyarakat Roma Melakukannya. Pergi ke Arab Saudi dan bertelanjang, lihat apa yang akan terjadi pada kalian," lanjut dia lagi.
Lansade yang berasal dari partai sayap kanan, Front Nasional, mengaku tetap akan melarang burkini walau pengadilan tinggi Perancis mengatakan pemerintah kota tidak berhak mengeluarkan larangan tersebut.
Pekan lalu sebuah gambar memicu perdebatan di Perancis. Dalam gambar itu, seorang wanita Muslimah dipaksa oleh polisi untuk melepas jilbabnya di pantai kota Nice karena dianggap termasuk kategori burkini.
Saat ini ada lebih dari 30 kota di Perancis yang melarang burkini. Lansade tidak sendiri, banyak walikota yang mementahkan perintah pengadilan untuk menghentikan larangan tersebut.
Lansade mengatakan larangan itu akan tetap diberlakukan sesuai rencana hingga 15 September.
Salah satu kelompok penggugat larangan burkini, Persatuan Melawan Islamofobia di Perancis (CCIF), berencana menggugat satu per satu pemerintah kota yang tetap melarang penggunaan pakaian tersebut.
"Walikota-walikota ini tidak ingin kehilangan muka di depan para pemilih mereka dari kalangan ekstrem sayap-kanan," kata Marwan Muhammad, presiden CCIF.
"CCIF secara metodis akan mengingatkan mereka soal hukum," lanjut dia.
Partai Lansade, Front Nasional, yang dipimpin oleh Marine Le Pen memang dikenal sebagai kubu anti-Islam dan imigran di Perancis. Le Pen bahkan pernah digugat karena menyamakan shalat berjamaah di Perancis dengan invasi Nazi ke Roma.
(den)